Ketekunan Mengantar Keberhasilan

Loading

Oleh : T. Dewi

Ilustrasi

Ilustrasi

AKHIR-akhir ini, setiap pagi kulihat seekor burung Sriti dengan tekun membangun sarangnya di atas kap lampu yang telah bertahun-tahun tidak berfungsi lagi di teritis gedung. Apa yang dilakukan burung itu sama dengan yang dilakukan temannya beberapa tahun lalu di pojok plafon teras ruang kerjaku. Pojok itu memang aman bagi burung Sriti, karena tersembunyi dari serangan predator. Ketika mataku lelah menatap layar monitor, kegiatan burung itu menjadi pemandangan yang menakjubkan buatku.

Burung Sriti itu kecil, hitam bulunya, tetapi ia gesit bekerja dengan penuh ketelitian mengerjakan setiap bagian dari sarangnya. Aku merenung, ya benar, memang ketekunan dan ketelitian pada pekerjaan yang kita hadapi akan membawa keberhasilan.

Pelajaran yang kudapat dari burung itu, yaitu dengan cermat dan hati-hati ia mencari lokasi yang tepat untuk membuat sarangnya. Tempat yang aman buat dia, pasangan serta anak-anaknya nanti. Lalu dengan tekun dicarinya ranting-ranting untuk material sarangnya dengan terbang ke sana ke mari, kemudian dengan cermat dan kesabaran disusunnya ranting-ranting dan lainnya hingga siap menjadi sarangnya.

Setelah sarangnya jadi tidak langsung dihuninya, tetapi ditinggalnya dahulu, mungkin sampai dia merasa bahwa sarang itu sudah benar-benar kuat dan aman untuk dihuni. Setelah itu barulah dia dan pasangannya menempati sarang itu, sampai pasangannya bertelur dan menetaskan anaknya.

Burung itu hanya tampak seekor, tanpa kawan terlihat, dia begitu percaya diri melakukan kegiatannya. Seolah tidak peduli dengan keadaan sekelilingnya, walau sepertinya dia mengetahui ada seorang manusia yang selalu memperhatikan dia bekerja dari balik jendela ruang kerjanya. Kegiatan burung kecil itu menginspirasiku.

Aku teringat pada burung Elang yang berukuran jauh lebih besar dari burung Sriti , bulunya juga hitam, memiliki sayap yang besar. Elang tidak perlu membuat sarang yang rumit dan tersembunyi seperti Sriti, karena dengan kepak sayapnya yang besar ia dapat terbang tinggi sesuka hatinya dan pohon-pohon besar di tempat disukainya dapat menjadi sarangnya.

Tubuhnya kuat terhadap terpaan angin dan badai, sehingga tidak perlu baginya untuk mencari tempat yang rumit untuk menjadi sarangnya. Tetapi untuk mencari mangsa, dia pun harus berhati-hati, teliti dan sabar mengintai mangsa, dan pada saat yang tepat ia menyambar mangsanya. Ternyata, baik yang kecil maupun yang besar membutuhkan ketekunan dan kesabaran untuk mencapai apa yang diinginkan atau mendapat keberhasilan.

Begitu besar kekuasaaan Tuhan, setiap hamba-Nya diberi kekuatan untuk bertahan hidup,sesuai dengan keadaannya masing-masing. Setiap hamba telah diberi kemampuan sesuai dengan keadaannya. Kemampuan/kekuatan itu harus dipergunakan dengan baik, dengan tekun dan kesabaran sampai yang diinginkan tercapai. Seumpama burung Sriti atau Elang hanya bermalas-malasan, mereka juga tidak akan dapat mempertahankan hidupnya.

Kita sebagai manusia yang sadar menjadi makhluk yang paling lengkap peralatan dirinya, mempunyai kemampuan yang lebih besar dari makhluk lain, yaitu manusia diberi kekuasaan oleh Tuhan untuk membabarkan kekuasaan-Nya, mensejahterakan dunia ini. Tetapi kekuasaan yang diberikan Tuhan kepada manusia tidak akan terbabar apabila manusia tidak dengan penuh ketekunan dan kesabaran melaksanakan kesanggupan dan kewajibannya selama dititahkan ke dunia ini.

Ketekunan dan kesabaran memiliki makna bahwa manusia yang mengerjakan bagiannya dengan baik berarti taat melaksanakan perintah Tuhan. Sebab sejatinya perintah Tuhan itu luas dan apabila dilaksanakan dengan cermat dan teliti, sesuai dengan kewajiban masing-masing individu akan dapat menjadi jalan tergelarnya kehendak Tuhan untuk membangun kesejahteraan dunia.

Burung Sriti yang hitam dan kecil telah menyadarkan aku, bahwa tugas apa pun yang kuhadapi, dan itu untuk membangun kesejahteraan bagi segenap manusia merupakan tugas dari Allah yang harus dilaksanakan dengan ketekunan, kesabaran, cermat dan teliti hingga pekerjaan itu dapat selesai dengan sempurna.

Memang untuk mencapai itu semua harus dilandasi dengan berani berkorban, yaitu berkorban tenaga, pikiran, waktu bahkan perasaan. Burung Sriti saja dapat melaksanakan tugasnya dengan ketekunan dan kesabaran, tentunya aku manusia yang telah dianugerahkan Tuhan dengan akal dan pikiran juga harus dapat melaksanakannya.***

CATEGORIES
TAGS