Keluarga Korban Kerusuhan Mei 1998 Tanya, Kemana dan Siapa Dalang Tragedi Itu?

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Maria Sanu, ibu dari Stevanus Sanu yang merupakan salah satu korban kebakaran Mal Klender Jakarta Timur (Jaktim) pada tragedi Mei 1998 silam, meminta pemerintah menuntaskan investigasi tragedi tersebut. Maria tak ingin peristiwa yang merenggut nyawa anak laki-lakinya dilupakan begitu saja.

“Sudah 25 tahun, pelakunya kemana tidak tahu. Dia berpesta foya di luar sana, sedangkan keluarga korban sangat memprihantinkan. Berharap, tidak kunjung juga selesai-selesai,” ucap Maria saat Peringatan 25 Tahun Tragedi Mei 1998 di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jaktim, Sabtu (13/5/2023).

Maria menolak islah atau perdamaian atas kasus tersebut. Perempuan lanjut usia (lansia) itu khawatir jika menerima islah, kasusnya malah ditutup.

“Ketika saya ditawarkan jalan islah, saya bilang dari Mei ’98 mau menerima islah, tapi kasus tetap berjalan. Sampai saat ini, detik ini, tidak ada lagi yang menghubungi saya. Walaupun semiskin apapun, ini anak yang dihilangkan begitu saja, yang dibakar hidup-hidup,” ucapnya.

“Saya ibu yang mengandung, melahirkan, mendidik dan merawat, tiba-tiba dihilangkan begitu saja, saya tidak rela. Kalau kita mau menerima jalan islah, uang yang kita terima berarti kita menjual anak kita, saya tidak mau itu,” sambung Maria yang tak mampu menahan tangis.

Maria berujar banyak tanda tanya yang masih tersimpan dan belum terjawab hingga kini terkait peristiwa kerusuhan Mei 1998.

“Dalangnya juga sudah ke mana, pelakunya sampai sekarang masih ada beberapa, tapi enak-enak saja dia, tidak melihat keluarga korban bagaimana keberadaannya,” ungkapnya.

Maria menuturkan dia hanya bisa bersabar dan berdoa agar fakta-fakta di balik kerusuhan Mei 1998 yang menewaskan putranya bisa terungkap kebenarannya. Maria meminta pemerintah mau mengakui bahwa tragedi Mei 1998 merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.

“Mendingan kita bersabar, Tuhan memberi kekuatan, kesabaran kepada keluarga korban sampai kasusnya terangkat terungkap. Saya sebagai orang Katolik saya berharap dengan keberadaan saya, Negera betul-betul mengakui pelanggaran HAM berat di masa lalu khususnya tragedi 14 Mei 98 jangan sampai dilupakan,” imbuhnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS