Jika Negeri Ini Dijajah H-T-W

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

NAFSU mau jadi penguasa meskipun niatnya lain, nafsu ingin kaya karena syarat menjadi pemimpin itu harus kaya (padahal tidak seperti itu), rumahnya mewah, mobilnya mewah, depositonya harus miliaran rupiah tak peduli dari mana datangnya kekayaan itu.

Pokoknya standar yang dipakai tinggi banget, yaitu H-T-W. Apa itu? H adalah harta,T adalah tahta dan W adalah wanita. Standar ini yang acapkali membuat manusia menjadi terbelenggu cara pandang dan cara hidupnya.

Dengan standar H-T-W pula manusia bisa terperangkap dalam lumpur kehinaan. Ini lebih hebat dampaknya bagi kehidupan jika dibandingkan terbenam di lumpur Lapindo. Judul tulisan ini bukan sebuah tesis ilmiah, tapi hanya sekedar pengungkapan sebuah realita kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bahwa sebagian manusia Indonesia, lebih khusus sebagian dari mereka yang sekarang berlabel pemimpin atau kaum elite politiknya sedang terjajah oleh hawa nafsunya.

Yakinlah bahwa jebakan maut itu sesungguhnya bukan fitrah aslinya manusia diciptakan oleh Tuhan. Manusia diciptakan oleh Tuhan dalam keadaan suci dan kesucian itu seharusnya terus terpelihara sepanjang hidupnya. Tapi realitasnya tidak semua manusia bisa melaksanakan amanah kesucian tersebut yang kalau ditelusuri sebab musababnya tentu banyak faktor.

Salah satunya adalah manusia gagal mengendalikan hawa nafsu serakahnya yang kemudian berujung kepada lahirnya perilaku yang salah kaprah. Yang penting bisa berkuasa, bisa hidup mewah bahkan bisa mempermainkan wanita dengan kesombongannya sebagai pemuas nafsu syahwatnya laksana binatang.

Demi fulus dan demi kemewahan, manusia rela mencampakkan dirinya di lembah kehidupan yang nista. Tidak peduli dan tidak berfikir mengenai dampak bagi kehidupannya sendiri, keluarganya dan masyarakat. Contoh sudah banyak kita jumpai. Dengan Rp 2 miliar atau berapapun, seorang kepala daerah rela mengeluarkan izin penguasaan lahan untuk kepentingan pemodal padahal lahan tersebut adalah miliknya orang banyak.

Jiwa raga dan harga dirinya dipertaruhkan hanya demi H-T-W yang ingin dimilikinya dengan segala cara, at all cost. Oleh karena itu, jangan sampai negeri ini terus dijajah hawa nafsu dari segolongan manusia yang berlabel pemimpin dan sejumlah manusia elite politik yang perilakunya murka dan busuk.

Hati-hatilah membaca tanda-tanda hancurnya sebuah peradaban suatu bangsa. Dia punah bukan karena faktor eksternal atau kalah bersaing dengan bangsa lain atau bahkan dijajah oleh bangsa lain. Tapi sebagian diantaranya hancur karena faktor dari dalam, baik karena pemimpinnya zalim, korup atau karena otoriter. Tidak ada satupun nilai integritas dan moralitas yang membentenginya sehingga akhirnya negeri itu hancur dan brantakan berkeping-keping.

Negeri ini bukan tidak mungkin akan mengalami nasib buruk seperti itu jika dalam jangka sangat panjang negeri ini terus dipimpin oleh elit politik yang melestarikan KKN, tidak peduli sebagian rakyatnya hidup susah. Sogok, suap dan merampok uang rakyat berjalan lestari dan melembaga tanpa pernah peduli apa akibatnya. Konsesi pengelolaan lahan, energi dan tambang, diobral demi memuaskan kelompoknya dan demi melanggengkan kekuasaannya atau demi membangun kerajaan bisnis bagi keluarganya.

Sebagai warga negara biasa dan masih ingin hidup “seribu” tahun lagi di negeri ini, tentu tidak rela kalau negara ini dijajah terus oleh hawa nafsu. Penjajahan dan penjarahan oleh bangsa lain terjadi karena bangsa ini sejatinya dijajah sendiri oleh hawa nafsunya para elit politik yang berkuasa yang zalim, korup dan otoriter.

Penjajahan asing mudah sekali masuk karena digerakkan oleh faktor penjajahan dari dalam yang penggeraknya bukan integritas dan moralitas, tapi hawa nafsu serakah yang menggerakkannya. Semoga para elit politik yang akan tampil menjadi capres tahun 2014 atau para cagub, cabupati/cawalikota di seluruh nusantara, tidak memposisikan dirinya menjadi “penjajah hawa nafsu”, tapi harus menjadi tokoh atau figur penolak balak hawa nafsu.

Kelola negeri ini dengan baik dan benar menurut kaidah apapun ukurannya. Jangan bawa negeri ini terjerembab ke dalam lembah hitam yang nista tapi bawa dan pimpinlah negeri ini agar bisa membangun lembah hijau yang indah dan menawan bagi kehidupan kita semua. Go To Hell penjajahan hawa nafsu. Please welcome kedamaian dan kebersamaan yang menentramkan. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS