Industri Nasional Harus Tingkatkan Daya Saing

Loading

 FOTO BERSAMA - Menteri Perindustrian Saleh Husin berfoto bersama Dirjen Industri Kecil Menengah Euis Saedah (kanan), Ketua Panitia Agrinex Rifda Ammarina, Rektor IPB Herry Suhardiyanto dan peserta pameran di stan IKM Kementerian Perindustrian saat meninjau pameran Agrinex 10th di Assembly Hall Jakarta Convention Center, 01 April 2016. (ist/tubasmedia.com)


FOTO BERSAMA – Menteri Perindustrian Saleh Husin berfoto bersama Dirjen Industri Kecil Menengah Euis Saedah (kanan), Ketua Panitia Agrinex Rifda Ammarina, Rektor IPB Herry Suhardiyanto dan peserta pameran di stan IKM Kementerian Perindustrian saat meninjau pameran Agrinex 10th di Assembly Hall Jakarta Convention Center, 01 April 2016. (ist/tubasmedia.com)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Staf Ahli Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kemenperin Dharma Budhi mengatakan untuk menciptakan kedaulatan pangan dan kedaulatan ekonomi bangsa Indonesia diperlukan sinergitas dengan pelaku industri manufaktur.

Hal itu dikatakan pada pembukaan Agrinex Expo ke 10 di Jakarta, Jumat pekan silam. Sementara itu, menurut World Economic Forum, industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang memiliki multiplier effects tertinggi terhadap perekonomian sekaligus penggerak utama pengembangan pengetahuan dan penciptaan lapangan kerja.

Pada tahun 2010, industri manufaktur mampu memberikan lapangan pekerjakan lebih dari 476 juta orang dan menyumbang sebanyak 17 persen GDP dunia. “Namun demikian, manufaktur merupakan kegiatan yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagi faktor seperti tekanan pasar, kemampuan produksi dan sumber daya. Juga dipengaruhi oleh munculnya trend globalisasi, global value chains, penyebaran teknologi digital dan perjanjian perdagangan,” paparnya.

Oleh karena itu, industri nasional harus meningkatkan daya saingnya sehingga mampu menghadapi pasar bebas seperti pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang memiliki lebih dari 600 juta penduduk teritegrasi, dimana Indonesia merupakan pasar ekonomi terbesar di kawasan ASEAN dengan berkontribusi sebesar 41 persen.

“Selain itu, Indonesia juga diperhitungkan sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia, malah oleh Mc. Kinsey diprediksi pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara yang termasuk dalam tujuh besar dunia dalam hal ekonomi,” tutur Dharma Budhi.

Selanjutnya data juga menunjukkan, struktur perekonomian Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2015, didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: industri pengolahan sebesar 20,84 persen; pertanian, kehutanan dan perikanan 13,52 persen; serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor 13,29 persen.

“Sedangkan, apabila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,92 persen, diikuti konstruksi sebesar 0,64 persen, dan pertanian sebesar 0,53 persen,” katanya.(sabar)

CATEGORIES
TAGS