IFI Gelar Diskusi Film Indonesia – Perancis
Laporan: Redaksi

Ilustrasi
JAKARTA, (Tubas) – Institut Francais-Indonesia (IFI) Jumat hingga Minggu lalu mengadakan sebuah layar singkat dengan menggabungkan pemutaran film dan debat setiap bulannya, serta menawarkan ruang diskusi bagi film pendek Indonesia dan Perancis, di Kineforum & Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki (TIM) Jl. Cikini Raya No.73 Jakarta.
Media Relations IFI Ananda Dinanti mengatakan program ini mengambil bentuk sebuah festival berjudul Courts-Circuits, Spécial à courts d’écran. Tahun ini sudah untuk yang kelima kalinya diselenggarakan festival film pendek internasional clermont-ferrand dan signes de nuit, festival seni dokumentasi dan kreasi audio visual dan sinematografi di Paris.
Sejumlah film pendek Perancis akan hadir. Disamping itu, hasil kerja sutradara muda independen dan mahasiswa film Indonesia akan disuguhkan. Tidak ketinggalan, diskusi mengenai distribusi dan ekshibisi film pendek di Indonesia akan mengiringi pemutaran film ini. Selain itu Campus France akan memperlihatkan tinjauan pendidikan tinggi sinematografi di Perancis dan peluang pemberian beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk bidang tersebut.
Menurut Ananda acara tersebut merupakan pembelajaran kehidupan yang selalu menghadirkan banyak sisi dan kadang tidak terlihat sampai ia benar-benar hadir di permukaan. Untuk itu diadakan acara tersebut bertujuan untuk mencoba mengetuk kesadaran seseorang. Kehadiran tiga film pendek tersebut menceritakan mengenai sisi lain kehidupan yang lucu dan satir yakni film French Kiss yang diperankan Antonin Peretjatko, yang menceritakan kesempatan hidup hanya datang sekali, kecuali beruntung, maka dapat datang dua kali. Tapi untuk kamu itu hanya akan datang sekali.
Film Indonesia dengan judul “Kelas 5000an“ yang diperankan Jihad Adjie yang menceritakan Tantri seorang penari Tayub yang tinggal di sebuah Desa di Bojonegoro. Persoalan muncul ketika UU Pornografi disahkan oleh pemerintah yang mengakibatkan dilarangnya pertunjukkan Tayub. Sedangkan film De l’autre côté diperankan Nassim Amouche yang menceritakan tentang Samir seorang pengacara berumur 30 tahun dan lahir dari kelas pekerja. (audy)