Hadapi PTA 2015 BDI Jakarta Gunakan Program 3 in 1

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

GUNTING PITA – Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari (tiga dari kanan) usai gunting pita peresmian gedung workshop BDI Jakarta disaksikan (dari kiri ke kanan) Kepala BDI Jakarta Abdillah Benteng, Ketua Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia, Indra Ibrahim, Anggota DPR Komisi 6, Azam Azman, Ketua API, Ade Sudrajat dan Kepala Pusdiklat Industri Kemenperin Mujiyono. (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri tekstil dan pruduk tekstil (TPT) merupakan salah satu komoditi andalan industri manufaktur dan salah satu pengerak pembangunan ekonomi nasional. Hal itu dikatakan Sekjen Kementerian Perindustri Ansari Bukhari saat peresmian gedung workshop Balai Diklat Industri Regional III Jakarta di Kalisari Jakarta Timur, Senin, 20/1.

Menurutnya hal itu dikarenakan industri TPT kontribusinya sangat signifikan dalam perolehan devisa ekspor dan penyerapan tenaga kerja serta pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri.

Industri TPT katanya selalu memberikan surplus pada neraca perdagangan dan memiliki peranan yang strategis dalam proses industrialisasi karena produk yang di hasilkan mulai dari bahan baku (serat) sampai dengan barang komsumsi (Pakaian jadi dan barang jadi) mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor lainnya.

Dikatakan oleh Ansari mulai pulihnya industri TPT Indonesia yang ditandai dengan peningkatan pasar dalam negeri ternyata masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi seperti ketenaga kerjaan termasuk di dalamnya upah minimum provinsi (UMP) dan produktifitas yang relatif rendah, kelangkaan bahan baku kapas serta ketergangtungannya terhadap kapas impor, belum berkembangnya bahan baku serat alam, usia permesinan pada beberapa jenis industri TPT sudah relatif tua, keterbatasan dana pembiayaan peremajaan mesin-mesin maupun modal kerja.

Untuk mengatasi hal tersebut kata Ansari kemenperin telah melakukan beberapa upaya baik untuk industri TPT hulu maupun hilir. Khusus untuk tenaga kerja sektor industri TPT saat ini tidak hanya mengalami peningkatan pada operator saja tapi juga untuk tingkat ahli D-I, D-II, D-III dan D-IV. hal ini tercermin bahwa data permintaan tenaga kerja tingkat ahli setiap tahun 500 orang sedangkan STTT Kemenperin hanya mampu meluluskan 300 orang.

Untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT, mulai tahun 2012 Pusdiklat Industri menyelenggarakan berbagai pendidikan dibalai-balai diklat bekerjasama dengan asosiasi dan dunia usaha. Selanjutnya tahun 2014 akan dibuka program D-I di Bali untuk memenuhi permintaan asosiasi pertekstilan di Bali.

Dalam kaitan itu Ansari mengatakan BDI Jakarta disiapkan untuk menjadi pusat pelatihan SDM industri dengan spesialisasi dan kompetensi di bidang TPT. Untuk itu saat ini BDI Jakarta telah dilengkapi gedung workshop TPT dengan kapasitas 200 orang dan dilengkapi juga dengan laboratorium komputer untuk desain produk.

Disamping itu BDI Jakarta saat ini juga telah memiliki unit produksi yang dilengkapi dengan mesin-mesin produksi sebagai mana terdapat pada industri garmen.

“Saya berharap BDI Jakarta dapat terus mengembangkan diri sebagai pusat pelatihan SDM industri dibidang TPT yang tidak hanya memberikan pelatihan, tapi juga melakukan sertifikasi bagi peserta latihan serta penempatan pada dunia industri”, kata Ansari.

Sementara itu kepala BDI Jakarta Abdillah Benteng mengatakanBDI Jakarta pada tahun 2014 akan melaksanakan diklat operator mesin industri garmen sebanyak 14 angkatan dengan jumlah 1.400 peserta, diklat supervisor 150 peserta, diklat desain pakaian 30 peserta, sistem industri I dan II 60 peserta, diklat kewirausahaan 30 peserta, diklat kewirausahaan TPL IKM beasiswa angkatan 2010 sebanyak 25 peserta.

Dikatakan untuk mengantisipasi pemberlakuan pasar tunggal ASEAN tahun 2015, BDI Jakarta telah berbenah dengan program 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan) dan BDI Jakarta telah menyusun LSTP1 dan TUK yang selanjutnya akan di verifikasi oleh BNSP. (sabar)

CATEGORIES
TAGS