Gitar di Obyek Wisata Sipinsur, Untuk Apa ?
HUMBAHAS, (tubasmedia.com) – Para pedagang makanan dan minuman di kawasan objek wisata geosite Sipinsur di Pearung, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) sungguh sangat kreatif.
Selain menyediakan kursi dan meja di sekitar areal yang luas di bawah pohon pinus yang rindang, para pengelola juga menyediakan gitar. Ditanya untuk apa gitar ini, dijawab mereka untuk memenuhi selera para pengunjung siapa tau ada yang berminat berdendang sambil memetik gitar di pelataran yang luas itu.
Dipungutkah bayaran bilamana kita memainkan gitar dimaksud ? Mereka serentak mengatakan gratis. ‘’Yang penting jangan dibawa pulang. Kalau hanya dipakai di sini silakan saja sepuasnya,’’ kata seorang emak-emak penyedia pisang goreng sambil bercanda.
Obyek wisata Sipinsur kini memang menjadi salah satu obyek tujuan wisata para wisatawan lokal maupun luar negeri. Berkunjung ke obyek wisata ini sangatlah terjangkau. Tiket masuknya saja hanya Rp 1.000 per orang, akan tetapi karcis parkir kendaraan dikenakan Rp 10.000 tanpa dibatasi jamnya.
Areal parkir yang berada di luar areal wisata adalah milik pribadi dan dikelola oleh pribadi-pribadi. Kendati demikian, seorang ibu pengelola parkir mengaku kalau dari setiap kendaraan yang diparkir, mereka wajib setor ke Pemkab Humbahas Rp 2.000 atau 20 %.
Caranya menghitung setoran ke petugas Pemkab Humbahas, katanya berdasarkan karcis yang tersobek. Ditanya berapa jumlah kendaraan setiap hari yang parkir dikatakan ‘’rahasia perusahaan”. Namun lanjutnya minimal empat kendaraan pasti ada yang parkir alias Rp 40.000 setiap hari pasti masuk kocek ibu tersebut.
Sudah Rapih
Menurut pengamatan tubasmedia.com selama sepekan berada di seputaran Tapanuli, pembangunan obyek wisata itu sangatlah terasa. Dimana-mana jalan menuju desa manapun, sudah rapih dan hampir tidak ada yang berlobang.
Kemajuan itu sangat pesat. Selain badan jalan yang sudah ditata rapih di hampir setiap desa, tumbuh pula sejumlah toko sembako, rumah makan dan berbagai kegiatan bisnis lainnya. Demikian juga obyek-obyek wisata sangat pesat perkembangannya.
Yang menjadi pertanyaan, seberapa besar kemauan warga setempat memanfaatkan kemajuan itu dan seberapa besar tanggungjawab warga dan juga aparat pemerintah merawat seluruh fasilitas yang ada. Secara khusus, penyediaan dan perawatan kamar mandi dan toilet.
Sudahkan warga setempat dan juga aparat pemerintah memandang kamar mandi dan toilet sesuatu yang layak dipersiapkan ? Dan apakah para pengelola tempat wisata itu sudah siap sebagai penerima tamu sekaligus pelayan yang ramah bagi tamu ?
Proyek pembuatan seribu anak tangga yang mangkrak
Mangkrak
Satu hal yang sering luput dari pemberitaan, bahwa di obyek wisata Sipinsur ternyata ada proyek mangkrak yakni pembuatan seribu anak tangga yang dimulai dari Sipinsur menuju bibir Danau Toba. Pembuatan anak tangga menurut informasi sudah sempat berjalan lancar dan sudah mencapai anak tangga yang keseratus.
Namun kelanjutan pembangunan anak tangga tersebut terhenti dan tidak jelas apa penyebabnya. Anak tangga yang sempat terbangun itu kini ditumbuhi semak belukar yang sangat rimbun. (sabar)