Diresmikan, Pabrik Sepatu PT Changshin Reksa Jaya di Garut
GARUT, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Saleh Husin meresmikan pabrik sepatu PT. Changshin Reksa Jaya di Garut, Jawa Barat, Senin (27/4/2015). Pabrik yang memproduksi sepatu merek Nike itu bernilai investasi USD 60 juta dengan kapasitas produksi 15 juta pasang per tahun, dan mampu menyerap tenaga kerja 5.500 orang.
Keseluruhan produknya akan diekspor ke Eropa, Amerika dan Asia. “Kami sangat memberikan apresiasi atas investasi PT. Changshin Group yang telah melakukan pengembangan usaha dengan membangun PT. Changshin Reksa Jaya di Kabupaten Garut. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor nonmigas dan peningkatan penyerapan tenaga kerja nasional,” kata Menperin.
Selain itu, diharapkan PT. Changshin Group dapat mempromosikan Indonesia sebagai basis produksi industri sepatu kepada investor dari Korea untuk berinvestasi di Indonesia.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenperin, Hartono, dalam siaran persnya, menyebutkan, Menperin mengatakan, industri alas kaki merupakan salah satu sektor prioritas yang terus dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian, mengingat peranannya dalam perolehan devisa ekspor nonmigas dan penyerapan tenaga kerja cukup banyak.
“Industri alas kaki yang merupakan industri padat karya, sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia,” tandasnya.
Menurut data, investasi industri alas kaki cenderung naik setiap tahun. Kenaikan rata-rata pada tiga tahun terakhir (2011–2013) sebesar 4,74%. Pada 2013, investasi industri alas kaki mencapai Rp 10,7 triliun atau naik sekitar 1,25% dibanding tahun sebelumnya, dan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja 643 ribu orang.
“Bahkan, ekspor industri alas kaki terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai USD 4,11 miliar atau naik sebesar 6,44% dibanding tahun sebelumnya,” kata Menperin.
Hingga saat ini, tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia di antaranya ke Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris, dan Jepang. “Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang terus meningkat nilai perdagangannya dengan rata-rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir mencapai USD 2,84 miliar,” kata Menperin.
Pada akhir 2014, surplus perdagangan produk alas kaki mencapai USD 3,7 miliar. Namun, pemenuhan pangsa pasar dunia industri alas kaki Indonesia baru mencapai 3%. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan lagi kapasitas produksinya agar industri alas kaki nasional sebagai penghasil devisa negara dapat terus meningkat.
“Dengan jumlah penduduk Indonesia, yang lebih dari 240 juta jiwa, merupakan pasar potensial dan strategis yang dapat memberikan dukungan positif bagi investor industri alas kaki untuk mengembangkan usahanya di Indonesia,” kata Menperin.
Untuk itu, pemerintah terus melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri melalui kebijakan non-tariff, seperti penerapan SNI Wajib, P3DN, dan pengaturan tata niaga untuk impor produk barang jadi. Kebijakan tersebut merupakan keberpihakan kepada dunia usaha. (ender)