BLSM Bukan Solusi yang Tepat

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

OKI, (TubasMedia.Com) – Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada harga Rp 6.500 dan solar pada harga Rp 5.000 dapat memicu kenaikan harga kebutuhan rumah tangga dan lainnya. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kemarin.

“Rencana kenaikan BBM saja sudah meresahkan dan bisa memicu kenaikan harga-harga dari sekarang. Kejadian ini berulang seperti tahun lalu dan apabila harga sudah naik sangat sulit untuk turun kembali,” ujar Mahmud.

Jika ingin menaikkan harga BBM, lanjutnya, pemerintah harus benar-benar mempunyai perencanaan matang. Tak hanya itu, antisipasi dampak kenaikan BBM harus dipikirkan juga, agar masyarakat kurang mampu tidak menjadi korban. “Pemerintah harusnya matang dalam rencana dan antisipasi kenaikan harga BBM,” katanya.

Mengenai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin, dinilai bukan solusi yang tepat. Pasalnya, BLSM hanya mekanisme sesaat, bukan solusi permanen.

Dari Probolinggo dilaporkan bahwa selama ini masyarakat kecil selalu menjadi pihak yang merasakan dampak langsung dari kenaikan harga BBM. Menurut Ketua DPD PKPI Kota Probolinggo, Prasojo, ada yang berubah dalam sistem penyampaian infomasi kebijakan. Kalau pada zaman Orde Baru, BBM malam dirapatkan pagi dilaksanakan. Tetapi, pemerintah sekarang terkesan memberi peluang terjadinya guncangan harga.

“Bukan masalah harga-harga yang naik, tapi dampak yang ditimbulkan dari lamanya pelaksanaan kenaikan harga BBM,” kata Prasojo.

Menurut dia dampak yang tidak jelas seperti kenaikan harga bahan pokok sebelum naiknya harga BBM. “Nanti kalau sudah dilaksanakan, harga naik lagi. Apalagi, kenaikan harga BBM menjelang bulan Ramadhan dapat menyebabkan menurunnya kesejahteraan masyarakat. Kriminalitas seperti penimbunan banyak terjadi” katanya.

Prasojo BBM menambahkan tidak harus harfga BBM dinaikkan. Banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah seperti pengubahan solusi penggunaan minyak ke gas. Anehnya setiap menjelang pesta demokrasi pasti ada momen seperti ini.

“Indonesia negara besar dengan potensi kekayaan alam yang luar biasa, namun ketika berbicara tentang penguasaan sumber daya alam, seakan-akan pemerintah tidak punya nyali untuk mengambil alih pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki” katanya. (darman/haroem)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS