BI Rate Tetap 7,50%
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Selasa (17/3/2015), memutuskan, mempertahankan BI Rate 7,50%, dengan suku bunga deposit facility 5,50% dan lending facility pada level 8,00%. Keputusan tersebut sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi 4 ± 1% pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat, dalam kisaran 2,5-3%. Demikian dikatakan Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya Selasa (17/3).
Dikemukakan, RDG BI juga memutuskan untuk memperkuat langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah. Bank Indonesia berkomitmen untuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, dan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta mendorong percepatan reformasi struktural. “Bank Indonesia mendukung langkah-langkah lanjutan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural dalam rangka memperkuat neraca pembayaran,” kata Tirta, sebagaimana dikutip dari laman Setkab, Selasa malam.
Pihak RDG BI menyampaikan, pemulihan ekonomi global saat ini masih terus berlangsung, terutama ditopang oleh perekonomian AS yang semakin solid. Pemulihan ekonomi AS didukung oleh konsumsi yang meningkat seiring dengan turunnya harga minyak dan membaiknya kondisi ketenagakerjaan. Hal ini mendorong penguatan dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia serta meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Pada sisi lain, perekonomian Tiongkok diperkirakan terus melambat seiring penurunan investasi. Sejalan dengan itu, RDG BI memperkirakan harga komoditas global, termasuk harga minyak, masih berada pada level yang rendah, meskipun terdapat peningkatan dibandingkan level terendahnya pada Januari 2015.
Mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia, RDG BI memperkirakan, pada triwulan I 2015 akan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan itu terutama ditopang oleh konsumsi swasta seiring dengan terkendalinya inflasi.“Konsumsi pemerintah juga membaik sejalan dengan peningkatan pengeluaran pemerintah,” kata Tirta. (ril/ender)