BI Kucurkan Dana KUR Rp 461,57 Miliar
Laporan: Redaksi

Ilustrasi
TASIKMALAYA, (Tubas) – Tuduhan adanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) yang dilontarkan pengusaha kecil di wilayah Kabupaten/Kota Tasikmalaya kepada Perbankan dalam pengucuran dana program Kredit Usaha Rakyat (KUR) cukup beralasan.
Pasalnya, penyaluran dana KUR dinilai masyarakat sebagai pilih kasih, karena BI (Bank Indonesia) sebagai koordinator perbangkan di wilayah Tasikmalaya tidak transparan dalam mengumumkan program pengucuran dana KUR ke masyarakat.
Dana KUR terkesan hanya dinikmati para pengusaha yang sudah mapan dan dekat dengan orang dalam bank. Seharusnya, program KUR yang sudah dicanangkan tiga tahun lalu dapat dinikmati semua pelaku usaha khususnya para pedagang kecil.
Kepala Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya Isa Anshory kepada tubasmedia.com, di kantornya, pekan lalu, menjelaskan penyaluran dana KUR merupakan program pemerintah pusat. Masalah peraturan dan kebijakan semua ditentukan oleh pemerintah Kementrian Keuangan. Bank di daerah hanya merekomondasikan, sesuai pengajuan masyarakat untuk mendapat KUR. “Penyaluran KUR tetap mengacu pada SOP (Standard Operating Procedure) yang ada,” tegasnya.
Pada 2010 wilayah kerja BI Tasikmalaya telah mengucurkan dana KUR Rp 461,57 miliar. Dana tersebut untuk 78,738 debitur. Sedangkan 2009 akumulasi pengeluaran KUR Rp 269,35 miliar outstanding Rp 91,88 miliar dan debitur 54,872 orang. Tingkat kemacetan, kata Isa Anshory masih relatif kecil, sekitar 1,25 persen. “Tingkat kemacetan masih kecil, di bawah 5 persen,” ungkapnya. (hakri/dadang)