Berbasis Lifestyle, Industri Furniture Perlu Inovasi Desain
MEMPERHATIKAN – Presiden RI Joko Widodo memperhatikan kualitas kursi rotan buatan industri dalam negeri disaksikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Soenoto (kiri), serta Wakil Ketua Himki Bernadus Arwin (ketiga kiri) ketika meninjau stand peserta Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2017 di Jakarta, 11 Maret 2017.-tubasmedia.com/ist
JAKARTA, (tubasmedia,com) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri furniture dan kerajinan merupakan sektor yang berbasis lifestyle (gaya hidup) masyarakat. Artinya, diperlukan inovasi desain produk yang mengikuti selera pasar terkini sehingga mampu bersaing dengan barang impor.
“Ada tiga faktor penting yang menentukan pengembangannya, yakni modal, teknologi dan sumber daya manusia (SDM). Untuk mengembangkan SDM, Kementerian Perindustrian memfasilitasi pengembangan pendidikan vokasi melalui pembangunan politeknik khusus furniture tahun ini di Semarang,” ujarnya pada pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2017 di Jakarta, Sabtu (11/3).
Menperin menambahkan, supaya industri nasional ini kompetitif di pasar global, juga diarahkan untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi, memanfaatkan sumber daya alam lokal, dan ramah lingkungan. “Indonesia punya banyak bahan bakunya dan kaya akan budaya. Ini menjadi potensi yang kuat bagi kita,” tegasnya.
Pemerintah mendukung penuh industri furnitur dan kerajinan yang merupakan salah satu sektor padat karya berorientasi ekspor dengan serapan lebih dari 500 ribu tenaga kerja di seluruh Indonesia.
“Kami menargetkan nilai ekspor mebel tahun ini sebesar USD2 miliar dan pada tahun 2020 mencapai USD5 miliar. Tujuan ekspor utama Indonesia adalah AS, Jepang dan Eropa Barat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut Airlangga, pihaknya mengusulkan sektor andalan ini mendapatkan pemotongan pajak penghasilan. Dalam waktu dekat, Kemenperin akan membahas dengan Kementerian Keuangan agar isentif ini terlaksana tahun 2017.
“Investment allowance yang diwujudkan pada diskon PPh ini digunakan untuk ekspansi usaha, jadi lapangan kerja meningkat, bukan untuk deviden,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk turut memacu kinerja industri furniture dan kerajinan, Kemenperin telah mendorong melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
“Agar regulasi pengadaan barang dan jasa pemerintah khususnya untuk pengadaan meja dan kursi sekolah bisa menggunakan rotan sebagai bahan bakunya, sehingga rotan Indonesia secara industri makin kokoh,” papar Airlangga.
Dalam kesempatan pembukaan IFEX 2017, Menperin menyerahkan Trophy Buyer Appreciation Awards kepada GM Lexington Home Brands Jeff Hunt sebagai pembeli utama produk-produk furniture dan kerajinan Indonesia dalam jumlah besar dan berkesinambungan.
“Ini menunjukkan produk-produk furniture Indonesia memang elegan dan dapat dibanggakan. Semoga penghargaan ini dapat memicu buyer-buyer lainnya untuk melakukan hal yang sama,” harapnya.
IFEX 2017 dibuka secara resmi oleh Presiden RI, Joko Widodo dengan didampingi Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf dan Ketua Himki Soenoto. (ril/sabar)