Belum Optimal Dukungan Sektor Keuangan Terhadap Industri Kapal
Laporan: Redaksi
BANDUNG, (TubasMedia.Com) – Dukungan sektor keuangan untuk pembiayaan pembangunan kapal baru belum optimal. Suku bunga yang diterapkan perbankan masih sangat tinggi sehingga biaya produksi menjadi membengkak dan hasil akhirnya, kinerja industri kapal dalam negeri tidak kompetitif.
Demikian Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT), Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi saat tampil menjadi nara sumber pada Workshop Pendalaman Kebijakan Industri untuk Waryawan di Bandung, Jumat.
Selain Budi, panitia juga menampilkan pembicara lain; Dirjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro, Benny Wachyudi, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM), Euis Saedah, Dirjen Kerjasama Industri Internasional (KII) Agus Tjahajana, Kepala BP KIMI, Arianto Sagala dan Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PII), Dedy Mulyadi.
Budi mengatakan, permasalan lain yang menyelimuti pengembangan industri kapal nasional adalah juga ketergantungan impor komponen kapal yang masih relatif tinggi dan sekaligus mempengaruhi harga kapal dan delivery time.
‘’Selain itu, kemampuan fasilitas dan peralatan produksi yang dimiliki, juga masih sangat terbatas dan usinya pada umumnya sudah tuia,’’ tegas Budi Darmadi.
Padahal menurut Budi, keberadaan industri kapal nasional sangat strategis seperti misalnya mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan pasar dalam negeri sebagai base load untuk pengembangan industri perkapalan.
Selain itu juga sektor ini akan mengembangkan industri pendukung di dalam negeri, mengembangkan pusat peningkatan keterampilan SDM dan peningakatan penguasaan teknologi, rancangbangun dan perekayasaan melalui pengembangan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN).
Dampak positif lain yang sangat strategik jika industri kapal nasional tumbuh dan berkembang aalah mengembangkan kawasan khusus industri galangan kapal untuk menarik investor asing dan lokal inves di dalam negeri yang sekaligus mampu menciptakan iklim usaha yang menarik, mendorong kerjasama dengan luar negeri dan meningkatkan program restrukturisasi industri galangan kapal dalam negeri.
Di bagian lain keterahgannya, Budi menguraikan sasaran dan strategi pengembangan industri perkapalan nasional. Sepanjang 2012, telah mamembangun kapal berbagai tipe (kapal barang, kapal penumpang,mpu, kapal tanker) sampai dengan ukuran 50.000 dwt serta kemampuan reperasi sampai 150.000 dwt.
Dan untuk 2015 diproyeksikan mampu membangun kapal berbagai tipe sampai dengan ukuran 85.000 dwt sekaligus meningkatkan kemampuan desain dan rekayasa kapal.
Sementara untuk tahun 2020, diproyeksikan industri perkapalan nasional mampu membangun kapal berbagai tipe sampai dengan ukuran 200.000 dwt dan kemampuan reparasi kapal ukuran 200.000 dwt sedang untuk tahun 2025 diperkirakan industri perka;palan nasional mampu membangun kapal sampai ukuran 300.000 dwt ditambah kemampuan reperasi dengan ukuran 300.000 dwt. (sabar)