Banyak Belajar dari Kru Film
Laporan: Redaksi

MEYDA SEFIRA
JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Aktris Meyda Sefira amat meyakini kalau jodoh sudah ada yang mengaturnya. Itulah sebabnya bila saat ini ia tetap enjoy menjalani hari-hari hidupnya tanpa didampingi seseorang yang menjadi tambatan hati.
Ditemui tubasmedia.com di Gandaria City, seusai press screening film Cinta Suci Zahrana, Meyda menuturkan, jodoh itu ada waktunya. Bila waktunya sudah tiba, pasti semuanya indah. “Makanya, tak perlu tergesa-gesa mencari pasangan hidup. Sebab, toh segalanya ada waktunya,” katanya.
Meski begitu, wanita kelahiran Bandung, 20 Mei 1988 ini, tetap berusaha dan berharap mendapatkan pasangan hidup yang tepat buatnya. Harapannya juga terungkap dalam doanya. Maka, Meyda tak mau memasang target, kapan harus menikah dan berkeluarga. Itu dia lakukan karena takut bila target yang sudah ditetapkan itu malah tidak terwujud. “Maka, tak perlu pakai target segala. Kita berusaha dan berdoa saja,” katanya.
Pada film terbarunya berjudul Cinta Suci Zahrana, Meyda memerankan tokoh utama sebagai Zahrana. Dikatakannya, Zahrana adalah sosok wanita yang mengejar karier dan akademis, sampai dia lupa menikah. Akhirnya dia sadar bahwa usianya sudah beranjak jauh, 34 tahun.
Dalam menilai sosok Zahrana yang dia perankan, Meyda mengatakan, Zahrana agak sedikit keras kepala.
Ini terlihat saat dialog Zahrana dengan ayahnya sepulangnya dari Beijing, dan mendapat penghargaan di bidang akademis. Ayahnya santai saja melihat kesuksesan Zahrana. Ayahnya malah menanyakan mau sampai kapan main-main mengejar karier dan penghargaan. Zahrana dengan santai menjawab nanti saja. “Ya, dia menjawab begitu karena memang menikah belum menjadi prioritas Zahrana,” jelasnya.
Kendala yang Dihadapi
Memerankan tokoh Zahrana, bukan berarti Meyda tak menemukan kendala. Ia mengaku memiliki cukup banyak kendala menampilkan karakter Zahrana. “Di sini saya harus memerankan tokoh yang usianya lebih dari 10 tahun dari usia saya yang sebenarnya,” tandasnya.
Dari segi penampilan, kata Meyda, memang bisa diakali oleh tim make-up dan kostum. Tapi, dari sisi psikologis dan emosional, dia harus banyak belajar.
“Bagaimana sih pembawaan seorang wanita matang yang berambisi dalam dunia pendidikan, cukup keras kepala, intelektualitasnya cukup tinggi, dan belum menikah. Itu cukup berat buat saya,” lanjutnya.
“Saya bersyukur dengan waktu yang cukup singkat, saya bisa bertransformasi menjadi karakter Zahrana. Kebetulan salah satunya, karena saya sudah mengenal kru-nya sejak empat tahun lalu, ketika awal saya berkarier dalam film Ketika Cinta Bertasbih. Jadi, saya cukup enjoy menjalani syuting dengan karakter saya. Dan beberapa kru juga memberikan masukan kepada saya tentang karakter Zahrana ini,” tandasnya. (stevie)