Asa dan Doa Anak Bangsa Tentang Ke-Indonesia-an
Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi
ALHAMDULILLAH, puji Tuhan, kita telah menyaksikan perjalanan hidup Indonesia yang sangat panjang meskipun sebagian hanya bisa dibaca dan ditelusuri melaui catatan sejarah. Melalui torehan tinta emas para ahli sejarah, kita dapatkan potret yang menggambarkan Indonesia dalam berbagai dimensi. Ternyata indah sekali dan enak dipandang. Pantas dunia menyebutnya sebagai zamrud khatulistiwa. ‘’Amazing– luar biasa,’’ ujarnya.
Tiga ratus lima puluh tahun Indonesia terjajah oleh kolonialisme dan imperialisme yang ingin mengambil Indonesia menjadi miliknya, namun takdir berkata lain. Indonesia adalah milik kita bangsa Indonesia. Tanggal17 Agustus 1945, Indonesia akhirnya dapat menikmati kemerdekaan yang abadi dan berhasil menjadi salah satu bangsa yang berdaulat di dunia.
Bersyukur kita bisa hidup dalam suasana ke-bhinekaan dan berani bersumpah untuk menjadi bangsa Indonesia yang satu dan mau bersatu untuk membangunan peradaban Indonesia yang lebih maju dan modern tanpa harus meninggalkan jati diri. Bahkan pantang mengorbankan harga diri karena kita ingin hidup mandiri dan ingin menjadi bangsa kuat di dunia.
Kita hanya ingin berkarya lebih banyak dan hasilnya akan didedikasikan penuh untuk kepentingan nusa bangsa dan negara serta bangsa-bangsa lain di dunia. Perjalanan hidup sebuah bangsa pasti penuh elanvita. Pasti ada duri dan onak di dalamnya dan hampir pasti, banyak kita temu kenali kelebihan dan kekurangannya sepanjang negeri ini ada hingga sekarang ini.
Soekarno-Hatta adalah orang baik. Begitu pula Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan Soesilo Bambang Yudhoyono atau secara populer dikenal dengan panggilan SBY. Kita patut bangga karena mereka para nakhoda yang mempunyai cita-cita membawa kemajuan negeri ini pada zamannya. Kita, oleh sejarah dicatatkan punya istilah; zaman Orla, zaman Orba dan sekarang zaman Reformasi.
Anak bangsa tidak memandang terlalu penting untuk mengkorek-korek apa yang terjadi di masing-masing orde atau zama itu. Anak bangsa hanya bisa berharap agar apa yang baik kita ambil dan yang buruk kita buang jauh-jauh. Dari segi usia, pisik Indonesia sudah tergolong tidak muda lagi. Karena itu jangan sakiti dia dan harus kita rawat bersama.
Anak negeri hanya berharap agar Indonesia adalah rumah masa depan kita. Rumah gadang milik bangsa Indonesia. Indonesia adalah sebuah daratan yang terdiri dari sekian puluh ribu pulau yang dikelilingi sungai, danau dan lautan lepas. Inilah zamrud khatulistiwa. Apa yang ada di dalamnya adalah sumber penghidupan untuk kita.
Benar kata orang tua kita dahulu. Beruntung kalian lahir dan besar di Indonesia. Di pulau Rote atau di Sabang ujung paling barat Indonesia dan di tempat lain di wilayah tanah air. Saatnya kita harus bersatu, berkarya secara maksimal sesuai bidang masing-masing tanpa henti agar kita punya legasi tentang karya-karya besar di bidang industri, pertanian, energi baru terbarukan dan di bidang karya seni dan budaya.
Gemah ripah Indonesia harus kita gali dari dalam, karena kita sudah menjadi bangsa yang makin maju. Sumber daya nasional kita optimalkan dan kita dayagunakan secara efisien untuk mengelola aset nasional. Kepentingan nasional di atas segala-galanya. Anak negeri telah membulatkan tekad bersama untuk hidup lebih nyaman,aman tentram dan produktif untuk Indonesia yang usianya makin sepuh.
Tua tapi masih energik karena proses regenerasi berjalan terus seperti air mengalir. Jujur, sebagai anak negeri sudah muak, malu karena kita terus cakar-cakaran untuk sesuatu yang tidak jelas dan tidak penting kecuali hanya menabur kebencian sesame dan bukan menabur persaudaraan serta persahabatan yang abadi dan mendamaikan. Yang sudah-sudah kita lupakan dan mari kita lakukan rekonsiliasi untuk membangun hari depan Indonesia yang lebih baik dari hari ini dan hari kemarin.
Kita sama-sama pakai baju uniform Indonesia, mengibarkan merah putih dimana-mana. Memakai seluruh alat kelengkapan hidup yang menempel di badan kita, di rumah dan di kantor dari Karya Indonesia. Itulah konsep gemah ripah. Semua beraktifitas sesuai dengan profesinya masing-masing.
Semua sibuk melakukan aktivitasnya sebagai bentuk dan dedikasi untuk merawat dan menyehatkan Indonesia yang hanya ada satu-satunya di dunia. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita panjatkan sebuah doa bersama; “Ya Tuhan bimbinglah kami bangsa Indonesia agar tidak tersesat membangun hari depannya. Ya Tuhan tunjukkanlah jalan yang lurus dan terang benderang agar perjalanan bangsa Indonesia membangun peradabannya tidak terganjal oleh hal-hal yang tidak produktif yang dapat menyebabkan negeri ini menjadi tertinggal dengan bangsa lain di dunia. Muliakan bangsa kami dan rukunkan kembali bangsa kami yang sempat tidak rukun akibat salah faham dan salah mengerti tentang makna sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan benar. Semoga Indonesia dan seluruh anak negeri selalu dalam lindungan-Mu, Amin’’. Inilah Asa dan Doa Anak Negeri Tentang Ke-Indonesia-an. ***