Ahli Pertanian : Melibatkan Babinsa tidak akan Berhasil

Loading

160115-NAS-6

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Ahli pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengingatkan selama 10 tahun terakhir tenaga penyuluh pertanian yang insinyur pertanian gagal mewujudkan swasembada. Maka, uiipaya pemerintah yang akan melibatkan Babinsa sebagai tenaga penyuluh pertanian tidak akan berhasil.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada tahun 2003 impor pangan tercatat 3,34 miliar dollar AS dan pada 2013 impor pangan mencapai 14,90 miliar dollar AS atau tumbuh hampir 4 kali lipat. Kontribusi pertanian dalam PDB (Pendapatan Domestik Bruto) terus turun yaitu dari 15,19 persen pada 2003 menjadi hanya 14,43 persen pada 2013.

Andreas khawatir jika Babinsa dilibatkan sebaghai tenaga penyuluh pertanian pada masa pemerintah Joko Widodo maka hasilnya akan sama dengan yang dilakukan pada masa Orde Baru. “ Hasilnya, sudah jelas tidak akan berhasil” kata kata Andreas, Jumat (16/1/2015),

Menurut Andreas kondisi pertanian di Indonesia saat ini sudah banyak berubah. Jika pada awal tahun 1960-an para petani belum mengenal panca usaha tani. Petani masih menggunakan benih lokal, pupuk kandang, dan bahkan beberapa malah tidak dipupuk karena tanahnya masih subur.

Pertanian di Indonesia, tambah Andreas mulai berubah pada masa Orde Baru. Para petani banyak menggunakan benih jenis tertentu, perstisida, dan sebagainya yang diatur oleh pemerintah. Hasilnya, Indonesia mencapai swasembada pada 1984. Hasilnya tersebut dibayar dengan resiko kerusakan ekologis.

Kini, petani sudah sudah pintar. Petani memiliki kapasitas terkait teknologi budidaya, benih unggul, pupuk organik sendiri, dan sistem pengendalian hama terpadu. “Kondisinya sudah berbeda, maka sistem penyuluhan tidak bisa lagi dijadikan pola lama untuk mencapai swasembada pangan” katanya (edi s)

CATEGORIES
TAGS