Ada Mafia dibalik Kenaikkan Harga Beras

Loading

bulog

JAKARTA, (tubasmedia.com) –Masa transisi antara musim paceklik dan musim panen menjadi kesempatan emas bagi para mafia beras untuk memainkan harga . “Mafia beras sulit diberantas, selama kebutuhan lebih besar dari produksi,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Bulog Natsir Mansyur , di Jakarta, Senin (23/2/2015).

Menurut Natsir fenomena mafia beras tidak bisa dihindari selama pasokan dan permintaan tidak seimbang. Pedagang tahu jika pasokan berkurang mereka akan memainkan harga untuk mendapatkan keuntungan besar.

Saat ini stok beras di dalam negeri terbagi yaitu Perum Bulog, para pedagang, dan konsumen atau masyarakat. Kenyataannya penguasaan stok beras di dalam negeri saat ini mayoritas dikuasai pedagang, dan konsumen sebesar 90%, sisanya sekitar 10% ada di tangan Perum Bulog.”Selama ini stok beras 3-5 hari di konsumen, idealnya 15-30 hari. ” katanya.

Stok beras di Bulog maupun di konsumen harus ditingkatkan, sehingga tidak lagi didominasi oleh pedagang beras di dalam negeri. Operasi pasar dari rumah ke rumah bisa meningkatkan stok beras di konsumen. (siswoyo)

CATEGORIES
TAGS