40 Desa di Garut Mengalami Kekeringan
Laporan: Redaksi

GARUT, (TubasMedia.Com) – Akibat kekeringan yang melanda ratusan hektar sawah di 40 Desa Kabupaten Garut Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kekeringan dan mengimbau kepada para petani untuk beralih menanam tanaman yang tahan saat musim kemarau.
Hasil pendataan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut hingga akhir Juni 2012 menememukan sekitar 498 hektar lahan pertanian yang tersebar di 8 kecamatan dan 40 desa di Garut, mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. Umumnya lahan pertanian yang terancam gagal panen ini berada di ujung irigasi, sehingga tak teraliri air.
Kondisi tersebut disebabkan petani memaksakan diri untuk menanam padi saat musim kemarau tiba. Untuk itu pihaknya berupaya untuk melakukan penyuluhan agar pada proses irigasi yang debit airnya menurun, dilakukan sistem gilit giring. Sedangakan untuk lahan pesawahan yang airnya masih ada dilakukan pompanisasi.
“Kami mengimbau seluruh petani yang sawahnya dilanda kekeringan agar beralih ke tanaman yang tahan saat musim kemarau, seperti palawija, jagung, kacang serta singkong sehingga mereka tak merugi, serta mematuhi regulasi yang ada, khususnya dengan Perda Jabar tentang tata ruang dan penetapan kawasan lindung dan budi daya,” ungkap Kepala Dinas tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Garut, Drs.H.Tatang Hidayat kepada Tubas di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Dikatakan, sekitar 498 hektar lahan pertanian yang tersebar di 8 kecamatan dan 40 Desa tak bisa ditanami padi karena mengalami kekeringan. Di Kampung Surabaya, Desa Surabaya Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut hektaran sawah mengalami kekeringan setelah sungai yang biasa mengaliri sawah mengering. Akibat kekeringan ini para petani membiarkan lahannya untuk digunakan sebagai tempat pengembala. Namun sebagian petani bersikeras menanam padi sehingga mereka mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah. (sighar)