Wonogiri Kekurangan Air Bersih

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

SEMARANG, (Tubas) – Setelah tiga bulan terakhir hujan tidak turun, masyarakat Kabupaten Wonogiri menderita kekurangan air bersih untuk kebutuhan mandi, cuci dan memasak. Untuk mempertahankan hidup sapi, petani dan peternak di sana harus menjual kambing untuk membeli air untuk memenuhi kebutuhan minum sapi.

Untuk meringankan beban di pundak masyarakat, anggota Fraksi PAN, DPRD Jawa Tengah, Subandi PR bersama koleganya, baru-baru ini, mendatangkan 40 tangki air bersih yang dibagikan kepada masyarakat di delapan desa di Kecamatan Pracimantoro (Desa Joho, Sumberagung, Petirsari, Watangrejo, Gedong, Gambirsari), Kecamatan Giriwoyo (Desa Platarrejo) dan Kecamatan Paranggupito (Desa Ketos).

Padahal menurut Subandi di Kabupaten Wonogiri banyak tersedia air bersih di waduk raksasa Gajag Mungkur. Namun karena posisi rumah, sawah dan ladang masyarakat Kabupaten Wonogiri ada di atas waduk, maka untuk bisa mengangkat air dan membawa pulang air membutuhkan biaya yang banyak. Kondisi itu digambarkan anggota Komisi B, DPRD Jawa Tengah Dapil 4, Wonogiri, Karanganyar dan Sragen itu Wonogiri Bagai Itik Berenang Mati Kehausan.

Saat ini, tambah Subandi, Masyarakat Pracimantoro sudah memiliki tiga pompa air yang disusun bertingkat untuk menaikkan air dari mata air bawah tanah Sumber Waru. Sekali menyalakan pompa air dibutuhkan biaya 2 juta rupiah. Keterbatasan dana menyebabkan masyarakat tidak bisa mendapatkan air dari mata air Sumber Waru yang mengalir ke Laut Selatan.

Subandi yang ditemui tubasmedia.com di ruang kerjanya, menegaskan sudah selayaknya pemerintah pusat menganggarkan dana Rp 2 miliar per tahun untuk mengoperasikan pompa air Sumber Waru. Dana tersebut merupakan alih kompensasi dari bedol desa masyarakat yang merelakan tanahnya untuk dibuat waduk Gajah Mungkur. (yon)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS