Tiongkok Negara Pengimpor Terbesar ke RI Melalui Riau
TANJUNGPINANG, (tubasmedia.com ) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dari keseluruhan impor barang utama yang masuk ke Provinsi Kepulauan Riau pada Januari 2016, sebanyak 39,73% di antaranya berasal dari Singapura.
“Barang utama yang diimpor Kepri berdasarkan angka sementara selama bulan Januari 2016 terbesar berasal dari Singapura dengan nilai US$ 247,62 juta,” Kepala BPS Kepri Dumangar Hutauruk, di Tanjungpinang, Selasa (16/2).
Dia mengatakan, nilai impor dari negara Singapura pada Januari turun sebesar 7,79% dibanding bulan sebelumnya. Negara-negara pemasok barang impor ke Kepri lainnya selama bulan Januari 2016 yang mempunyai peran cukup besar adalah Tiongkok dengan nilai impor sebesar US$ 72,89 juta dengan peranannya sebesar 11,69%, Jerman sebesar US$ 41,67 juta (6,68%), Malaysia US$ 36,20 juta (5,81%) dan Amerika Serikat sebesar US$ 34,31 juta (5,50%).
Sementara komoditas dari Jepang yang diimpor ke Kepri pada saat itu sebesar US$ 33,73 juta (5,41%), Filipina US$ 19,77 juta (3,17%), Qatar US$ 18,34 juta (2,94%), Italia US$ 17,23 juta (2,76%) dan Inggris sebesar US$ 16,14 juta. “Total impor migas dan nonmigas berdasarkan nilai sementara pada Januari 2016 mencapai US$ 623,33 juta, terdiri dari impor migas sebesar US$ 46,06 juta dan impor nonmigas sebesar US$ 577,26 juta dolar Amerika,” ujarnya.
Dumangar menjelaskan, nilai impor Kepri selama Januari 2016 turun sebesar 7,75 persen dibanding impor Desember 2015, disebabkan oleh turunnya impor migas sebesar 55,93%, sementara nonmigas naik sebesar 1,06%. Golongan barang impor nonmigas utama Kepri angka sementara terbesar selama Januari 2016 adalah mesin atau peralatan listrik yaitu sebesar US$ 191,55 juta atau 33,18% total impor nonmigas.
Golongan barang impor nonmigas Kepri berikutnya yang mempunyai peran cukup besar adalah golongan barang mesin-mesin atau pesawat mekanik dengan nilai US$ 129,28 juta dengan peranannya sebesar 22,40%, benda-benda dari besi dan baja dengan nilai US$ 85,60 juta (14,83%), plastik dan barang dari plastik dengan nilai US$ 35,47 juta (6,14%).
Selanjutnya besi dan baja dengan nilai US$ 17,87 juta (3,10%), perangkat optik dengan nilai US$ 13,67 juta (2,37%), alumunium dengan nilai US$ 10,96 juta (1,90%), sari bahan samak dan celup dengan nilai US$ 9,95 juta (1,72%), minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian (HS) dengan nilai US$ 5,22 juta (0,90%) serta golongan barang kertas atau karton US$ 5,18 juta (90%).
Pelabuhan bongkar barang impor terbesar selama Januari 2016 adalah Pelabuhan Batu Ampar dengan nilai impor sebesar US$ 335,48 juta, disusul Pelabuhan Sekupang dengan nilai impor sebesar US$ 159,19 juta. “Konstribusi kedua pelabuhan itu mencapai 79,36 persen dari total impor,” katanya. (red)