Site icon TubasMedia.com

Timor Loro Sae, Banyak Berubah

Loading

Laporan : Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

TIMOR LESTE, (Tubas) – Untuk tugas jurnalistik, wartawan Tubas telah beberapa kali berkunjung ke tempat ini. Timor Loro Sae, yang berarti tempat matahari terbit. Itu nama yang dahulu akrab, sebelum kini bernama Timor Leste. Banyak yang berubah kecuali Magno Da Silva, teman jurnalis di Radio Televisao Timor Leste (RTTL). Ia tetap memeluk hangat di pintu bandara (11/5), yang kini tak lagi bernama Comoro. Ketika akan mendarat, air crew di kabin pesawat mengucap, “Selamat datang di Aeroporto Nicolau dos Reis Lobato, Dili, Timor Leste….”

Hotel Turismo, di dekat pantai telah bersolek. Sementara dari sana di kejauhan tampak siluet Patung Kristus Raja, yang terletak di Pasir Putih, 10 kilometer, timur Dili.

Yang juga banyak berubah, tentu nama-nama jalan. Rua Cesar Maria Deserpa, Avenida Salazar, Rua Jacinto Candido, Rua Jose Maria Marques, dan sebagainya, semakin menegaskan aroma Portugis di bumi Timor Leste. Hampir semua papan nama ditulis dalam bahasa Portugis. Ya, Timor-Leste kini mulai menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa sehari-hari, selain Inggris dan Tetun.

Tidak seperti dulu yang tampak mengambil jarak. Perubahan lain adalah begitu banyak wajah tersenyum berhadapan dengan orang Indonesia. Seorang wanita Timor yang kami temui, bahkan tanpa canggung langsung berbicara dalam bahasa Indonesia, bercerita tentang antusiasme rakyat Timor-Leste berbaris di sepanjang jalan-jalan di Dili, menyambut kedatangan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang beberapa waktu lalu, mengunjungi Timor Leste.

Dengan mata berbinar, wanita itu bahkan bercerita bagaimana saat itu, ada dua bendera yang berkibar di sepanjang ruas jalan-jalan di kota Dili, yakni Merah-Putih dan Bendera Timor Leste. (bambang sutiyono)

Exit mobile version