Tidak Boleh Tebang Pilih dalam Revolusi Mental
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Keteladanan dari para pejabat dan perwakilan RI dapat mengembalikan krisis moralitas dan karakter ke arah lebih baik. Demikian dikemukakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Yuddy Chrisnandi, dalam Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Dikemukakan, revolusi mental tidak hanya sebatas pada perubahan mindset, juga gerakan nyata dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat, antarinstansi, maupun negara luar. Tidak boleh lagi overlapping, berbelit-belit, dan tebang pilih dalam revolusi mental.
Selain itu, stabilitas nasional harus tercipta, sebagai prasyarat bagi pembangunan program-program ekonomi nasional, mengundang investasi asing, serta peningkatan kemajuan capian ekonomi nasional.
“Masyarakat menuntut birokrasi yang tidak ribet dalam memberikan pelayanan, tapi harus netral dan berasaskan keadilan dan kesamaan. Karena semua bersumber dari rakyat dan harus dikembalikan lagi kepada rakyat,” tambah Menpan-RB, seperti dipetik dari laman Kementerian PAN-RB, Kamis malam.
Dikatakan, berdasarkan arahan Presiden, diplomat hendaknya tidak hanya melaksanakan tugas diplomasi atau pun hanya menjadi etalase Indonesia bagi luar negeri. Namun, tugas baru dari Presiden RI, yaitu agar para diplomat merangkap sebagai marketing negara Indonesia yang tentunya harus menguasai produk serta mampu menganalisis ekonomi pasarnya.
Perlu penguasaan wawasan terhadap negara Indonesia seluruhnya, bukan saja tugas diplomatik. Di antaranya memahami persoalan Indonesia, kekuatan Indonesia, maupun segala sesuatu yang terjadi di bangsa ini. Perwakilan RI harus meyakinkan bahwa Indonesia adalah negara yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan dalam perspektif global.
“Pemerintah akan selalu mengupayakan agar tercipta iklim yang kondusif, dengan membuat regulasi-regulasi yang menjamin stabilitas keamanan dan politik,” kata Yuddy. (ril/ender)