Tarakan, Kota Penghasil Batu Bara Itu Langganan Mati Lampu

Loading

Laporan: Redaksi

Pedagang pakaian bekas

PAKAI SENTER - Pedagang pakaian bekas ini terpaksa menggunakan senter sebagai alat penerang karena listrik padam (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

TARAKAN, (TubasMedia.Com) – Aliran listrik yang sering terganggu di Tarakan, Kalimantan Timur sudah menjadi bagian dari denyut kehidupan masyakarat setempat. Paling tidak dua kali dalam sehari, listrik di kota penghasil batu bara itu pasti mengalami gangguan atau padam.

“Ini sejak pagi lampu mati dan belum ada tanda-tanda mau nyala,” kata seorang ibu pemilik rumah makan yang letaknya di seberang Swiss-belhotel di Tarakan.

“Kita pakai genset,” tambahnya saat Tubas bertanya dari mana aliran listrik diperoleh karena lampu di rumah makan itu menyala. “Kalau endak, bagaimana kita bisa nyari makan. Kalau ngarapin pemerintah, gak mungkin listriknya lancar,” sambung ibu setengah baya tersebut.

Menurut pantauan, hampir seluruh pemilik usaha, baik itu rumah makan, warung, toko, foto copy dan pedagang kaki lima menyediakan genset.

Pasalnya, jika listrik sudah mati, untuk nyala kembali bisa belasan jam kemudian sehingga jika menunggu pasokan listrik dari pemerintah, sesuatu yang tidak mungkin.

Sejumlah warga yang ditemui Tubas saat ditanya kenapa Tarakan sering byar pet, memberi jawaban yang sama yakni, “tidak tahu.”

Listrik mati, ternyata tidak hanya langganan pemilik rumah makan. Hotel ternama tempat Tubas menginap pun, kebagian. Namun petugas hotel mengatakan tidak usah khawatir tentang penerangan, sebab genset hotel siap sedia selama 24 jam. Menghidupkan mesin genset katanya tidak ada roster tertentu, tapi stand-by selama 24 jam dengan alasan byarpet tidak terjadi sewaktu-waktu namun setiap hari.

Gubernur Kalimantan Timur, Awang Farouk Ishak, saat ditemui mengakui kalau Tarakan adalah kota langganan byarpet. Bahkan seluruh kota di sepuluh kabupaten di Propinsi Kaltim tidak terlepas dari byarpet dimaksud.

Gubernur tidak tahu pasti mengapa byarpet itu terus terjadi di propinsi penghasil batu bara tersebut sementara pemerintah katanya selalu mengatakan kalau pasokan listrik selalu tersedia dan siap pakai.

Karena itu Awang kembali bergurau bahwa satu saat Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah menuduh Awang berbohong sekitar pengadaan lahan pertanian yang mendukung rice food estate. Gubernur Kaltim menyatakan dirinya terheran-heran, siapa sebenarnya yang berbohong, menteri atau gubernur.

“Soal lahan untuk mendukung pertanian, sudah kami siapkan. Tapi soal listrik, anda sudah lihat sendiri,” katanya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS