Laporan: Redaksi

Ilustrasi
YOGYAKARTA, (Tubas) – Sepuluh dari 78 lokomotif out of date milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) tahun depan akan di daur-ulang (re-engine) sehingga kondisinya seperti baru. Kebijakan ini menghemat anggaran Rp 180 miliar. Demikian data dari Balai Yasa PT KAI Yogyakarta, setelah sukses me-reengine lokomotif diesel hidrolik tipe BB.4048407 keluaran tahun 1984.
Menurut Direktur Tehnik PT KAI, Ir Judarso Widiono, lokomotif baru jenis itu seharga Rp 21 miliar dan re-engine hanya butuh beaya Rp 3-4 milyar. Jika tahun depan 10 lokomotif di re-engine, dihemat dana Rp 180 miliar. Dalam proses re-engine, “jerohan” (mesin lama) dibuang, diganti mesin baru. Bodi memakai yang lama, lebih kuat karena “kulitnya” lebih tebal.
Semula ada kesulitan memperoleh onderdeel. Setelah dijalin kerja sama dengan pembuatnya di Jerman, hambatan itu teratasi. Power lokomotif re-engine 1.800 tenaga kuda/PK, lebih perkasa dari yang lama 1.300 PK. Pelaksanaan re-engine 10 lokomotif nanti, dikerjakan Balai Yasa PT KAI dibeberapa Daerah Operasional. Waktu re-engine satu lokomotif rata-rata 100 hari.
Sesudah dilakukan uji coba pada lokomotif yang di re-engine disimpulkan, kualitas cukup bagus, tahan banjir (mesin aman kena air) meski daya tanjaknya tak seprima lokomotif diesel elektrik dan life time bisa mencapai 15 tahun. Kelak jika 10 lokomotif berhasil di re-engine, lima untuk tugas reguler dan lima lagi untuk keperluan langsir di depo/stasiun-stasiun KA. (amary)