Tahu dan Tempe Siap-Siap, Harga Kedelai Naik
JAKARTA, (tubasmedia.com) –Di pasar harga kedelai mulai bergerak naik. Saat ini harganya sudah merangkak naik pada kisaran Rp 8.500 – Rp 12.500 per kg dari harga rata-rata sebelumnya Rp 7.500 per kg . Perajin tempe dan tahu mulai mengeluh. Apa alasnnya ?
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengungkapkan harga kedelai di pasaran saat ini sudah menyentuh level Rp 12.500 per kg. Kenaikan harga disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang menembnus angka Rp 13.000.
Menurut Aip selain faktor nilai tukar rupiah kenaikan harga kedelai juga disebabkan buruknya sistem tataniaga kedelai nasional. “Sistem distribusi kedelai belum berjalan baik. Akibatnya, harga bervariasi antara Rp 8.500 hingga Rp 12.500 per kg,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (12/3/2015). Dampak kenaikan harga, tambah Aip perajin tahu dan tempe harus memutar otak agar tetap bisa berproduksi dan tidak merugi. Harga tahu dan tempe di pasar sudah bersiap-siap naik.
Harga kedelai sudah mulai merangkak naik 20 persen hingga 30 persen di pasar Amerika Serikat. Puncak kenaikan akan terjadi bulan Mei dan Juli, saat pasokan berkurang dan kebutuhan meningkat menjelang bulan puasa. Kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2 juta ton per tahun dan 80 persen di antaranya impor. Wawan Supendi, perajin tahun dan tempe asal Kuningan, Jawa Barat menilai harga kedelai saat ini sudah cukup tinggi. Dia mengaku biasa membeli dari koperasi dengan harga Rp 7.400 per kg dan harga di pasaran saat ini sekitar Rp 7.750 per kg.
Wawan mengaku terpaksa dengan mengecilkan ukuran tahu dan tempe yang diproduksi. “Menaikkan harga, konsumen pindah. Plihan terbaik mengecilkan ukuran,” ujarnya. Sementara itu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Srie Aguistina membantah jika harga kedelai impor naik. Sebab, yang naik adalah harga kedelai lokal.Harga kedelai dunia masih pada level rendah.
Pemerintah memproyeksikan kebutuhan kedelai secara nasional sepanjang tahun 2015 mencapai 2,5 juta ton hingga 2,6 juta ton. Sementara produksi kedelai nasional diprediksi maksimal hanya 1,2 juta ton dan sisanya akan dipenuhi lewat impor.Swasembada kedelai dicanangkan tiga tahun ke depan.(siswoyo)