Serangan Cyber ke Instansi Makin Serius

Loading

tedjo-edy-purdijatno

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Serangan yang diarahkan kepada instansi-instansi melalui dunia maya (cyber) saat ini semakin serius, yang berpotensi menghalangi pemerintah dari memberikan layanan publik yang optimal. Demikian dikemukakan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno.

Berkaitan dengan itu, Menko Polhukam meminta agar Simposium Nasional Cyber Security di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/6/2015) siang bisa memberikan jawaban mengenai perlu-tidaknya dibentuk badan khusus yang berkemampuan menangani masalah cyber security dalam menghadapi serangan-serangan itu.

Acara ini diikuti 400 peserta dan 30 narasumber. Tentu acara bersifat interaktif, dan pada salah satu sesi paralel disiapkan satu simulasi yang diberi judul “Indonesia Under Attack”, untuk memperlihatkan secara langsung kesiapan yang sudah dimiliki Indonesia dalam menghadapi satu serangan yang bersifat masif, kata Menko Polkam, seperti dipetik dari laman Setkab.

Ia menegaskan, hasil dari Simposium Nasional Cyber Security akan disiapkan sebagai masukan dan referensi bagi pemerintah apabila dirasakan perlu untuk mengambil langkah-langkah strategis lebih lanjut.

Sebelumnya, kepada pers di Jakarta, Jumat (29/5), Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengemukakan, pihaknya saat ini memiliki desk keamanan cyber yang belum terintegrasi dengan masing-masing instansi yang memiliki badan-badan keamanan cyber.

Dikemukakan, pemerintah menyadari pentingnya pembentukan Badan Cyber Nasional (BCN) karena saat ini teknologi informasi dan komunikasi telah merambah ke berbagai sektor di masyarakat, sehingga keamanan di dunia maya menjadi prioritas dalam keamanan nasional.
“BCN dibutuhkan untuk mengkoordinasikan keamanan di dunia maya dalam menangkal serangan-serangan yang membahayakan kepentingan nasional,” kata Tedjo.

Menko Polhukam mengatakan, perang di era modern kini tidak lagi hanya perang kasat mata, tetapi sudah perang cyber. “Indonesia terlambat membentuk Badan Keamanan Cyber Nasional, namun lebih baik terlambat dibanding tidak sama sekali,” katanya.

Dikemukakan, pihaknya akan segera mengusulkan peraturan presiden terkait pembentukan BCN seusai menggodok berbagai masukan yang diterima pihaknya. Saat ini pihaknya masih meminta masukan dari para ahli dan pemangku kepentingan sebelum diusulkan kepada Presiden. Termasuk, di antaranya melalui penyelenggaraan Simposium Nasional Cyber Security yang digelar dua hari, 3-4 Juni ini.

Hadir dalam symposium, antara lain, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menkominfo Rudiantara, dan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS