Site icon TubasMedia.com

Sambut Baik Penggunaan E-Parking Oleh Gubernur Ahok

Loading

e-Parking2

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Sejak pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) 14 Agustus 2014 yang lalu, Bank Indonesia semakin gencar mendorong perluasan penggunaan transaksi non tunai ke berbagai transaksi masyarakat. Salah satu wujud nyata hal ini adalah langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan sistem pembayaran parkir secara elektronik (e-parking) pada hari Kamis, 29 Januari 2015 bertempat di wilayah parkir Sabang, Jakarta.

E-parking adalah cara pembayaran parkir secara elektronik dengan cara menempelkan uang elektronik ke Terminal Parkir Elektronik (TPE) yang ditempatkan di sekitar area parkir. Bekerjasama dengan 6 Bank melalui kartu TapCash BNI, Mandiri E-Money, Brizzi BRI, Mega Cash Bank Mega, Flazz BCA dan JakCard Bank DKI, Pemprov DKI telah menempatkan lebih dari 100 TPE di wilayah DKI Jakarta antara lain di Jalan Sabang, Kawasan Kelapa Gading dan Jalan Falatehan.

Menurut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), implementasi less cash society akan mempermudah pelaksanaan sistem pembayaran dan meningkatkan percepatan aktivitas transfer dana di segala bidang, yang pada gilirannya akan menambah pendapatan suatu daerah. Ke depannya, Pemprov DKI Jakarta akan mulai menerapkan metode transaksi elektronik di kalangan para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di area Monas.

Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Eny V. Panggabean mengatakan, Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tetap menjadi prioritas Bank Indonesia di tahun 2015. Dalam hal ini Bank Indonesia berharap apa yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dapat diimplementasikan di daerah lain, mengingat penggunaan uang elektronik akan membuat aktivitas ekonomi lebih efisien dan aman.

“Peran pemerintah daerah dirasa penting untuk mensukseskan penggunaan uang elektronik melalui program kerjanya. Berdasarkan mapping, pengguna uang elektronik makin meluas ke lapisan masyarakat menengah ke bawah dengan pertumbuhan transaksi meningkat sebesar 29% (2014) dibanding tahun lalu,” tutur Eny, Selasa (3/2/15).

Demikian pula halnya dari sisi volume maupun nominal transaksi juga mengalami peningkatan. Tahun 2015, Bank Indonesia akan berupaya mendorong penggunaan transaksi uang elektronik meningkat menjadi 2,4% dibandingkan Gross Domestic Product dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,8%. “Hal tersebut dapat terjadi dengan kerjasama yang intensif dengan pemerintah daerah dan lembaga keuangan lainnya,” imbuh Eny.

Untuk mencapai target tersebut, Bank Indonesia secara aktif terus berupaya untuk mensosialisasikan layanan menggunakan uang elektronik kepada masyarakat luas baik secara langsung maupun melalui media sosialisasi dan edukasi lainnya. (angga)

Exit mobile version