Rupiah Masih akan Terkena Pelemahan Lanjutan
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, mengawali pekan kemarin, laju Rupiah terlihat berbeda dibandingkan laju IHSG yang menguat. Tampaknya harapan terhadap berlanjutnya penguatan Rupiah gagal terjadi.
Pasca konfirmasi atas kondisi ekonomi AS yang ternyata belum menunjukkan perbaikan sehingga berimbas pada masih akan ditundanya fed rate tidak banyak berimbas positif pada laju Rupiah yang cenderung melemah setelah pelaku pasar mulai berspekulasi pertumbuhan ekonomi AS akan lebih stabil (setelah merespon kenaikan ISM manufacturing new orders dan masih bertumbuhnya penjualan mobil).
“Di hari lainnya, meski dirilis data pertumbuhan GDP yang di bawah estimasi namun, laju Rupiah mampu bergerak positif,” ungkap Reza, Senin (11/5/15).
Tampaknya pelaku pasar telah mengantisipasi adanya perlambatan tersebut sehingga tidak menjadi sentimen yang terlalu negatif bagi pergerakan laju Rupiah.
BPS merilis data pertumbuhan GDP yang hanya sebesar 4,71% dibandingkan kuartalan sebelumnya 5,01% dan di bawah konsensus 4,95% dan perkiraan 4,75%. “Penguatan yang terjadi menghapuskan kekhawatiran kami sebelumnya. Harapan akan berlanjutnya penguatan Rupiah tidak terjadi di mana Rupiah lebih memilih berbalik melemah. Padahal laju US$ juga sedang mengalami pelemahan seiring dengan rilis data-data AS yang cenderung kurang baik,” imbuh Reza.
Di sisi lain, kembali melemahnya laju Euro seiring dengan munculnya kembali kekhawatiran deadlock penyelesaian utang Yunani dengan para kreditor menambah sentimen negatif bagi investor sehingga meski laju US$ terlihat melemah namun, pelemahan tersebut tidak membuat posisi US$ di bawah laju Euro. Dengan demikian, laju Rupiah pun terkena imbas pelemahan tersebut.
Apalagi laju Rupiah juga masih terimbas rilis data pertumbuhan GDP Indonesia yang melambat dimana hanya sebesar 4,71% dibandingkan kuartalan sebelumnya 5,01% dan di bawah konsensus 4,95% dan perkiraan 4,75%.
“Tidak jauh berbeda dengan ulasan IHSG di mana Rupiah masih akan terkena pelemahan lanjutan,” ungkap Reza.
Masih adanya imbas dari rilis data pertumbuhan GDP Indonesia yang melambat dan seiring dengan berbalik naiknya US$ pasca merespon pidato The Fed yang mengatakan bahwa suku bunga AS dalam jangka panjang dapat naik seiring langkah AS yang akan menormalisasikan kebijakan moneternya memberikan sentimen negatif bagi RUpiah. Rp 13.260-12.955 (kurs tengah BI). (angga)