Rupiah Berpeluang Melemah
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), Reza Priyambada memaparkan, laju Rupiah kembali memperlihatkan adanya pembalikan arah menguat di awal pekan sesuai dengan harapan sebelumnya. Padahal dalam ulasan sebelumnya disampaikan, terimalah era penurunan Rupiah tersebut dan nikmati kenaikan US$. “Bahkan pergerakan US$ yang biasanya melemah pasca rilis hasil pertemuan FOMC The Fed juga tidak terlihat,” ungkap Reza, Senin (2/3/15).
Namun di sisi lain, masih diharapkan adanya imbas positif dari kenaikan laju Euro di akhir pekan sebelumnya pasca merespon tercapainya kesepakatan utang Yunani-Uni Eropa. “Memang sebelumnya kami katakan untuk menerima pelemahan ini karena belum ada sentimen yang signifikan untuk mengangkat Rupiah namun, dengan tercapainya kesepakatan Yunani-Uni Eropa mampu membuat laju Euro membaik dan tentu saja berimbas pada Rupiah,” ungkap Reza.
Paska menguat, laju Rupiah kembali galau dengan menghabiskan waktu di zona merahnya setelah pelaku pasar kembali mentransaksikan US$ seiring jelang pidato Gubernur The Fed karena saat itu pelaku pasar masih menunggu akan adanya kepastian dari The Fed terhadap penentuan waktu kenaikan suku bunganya. Selain itu, pelaku pasar juga menantikan sikap dari Komisi Uni Eropa yang telah menerima proposal reformasi Yunani untuk perpanjangan bailout. Akibatnya laju Euro sedikit melemah dan US$ pun kembali naik.
Laju Rupiah kembali melanjutkan pelemahannya. Padahal laju US$ sempat mengalami penurunan pasca merespon testimonial Gubernur The Fed yang mengindikasikan belum akan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Tetapi, reaksi negatif dari pelemahan Yuan pasca merespon rilis kenaikan tipis indeks manufaktur PMI nya turut berimbas pada melemahnya laju Rupiah. Di sisi lain, pelaku pasar juga berekspektasi akan adanya potensi penurunan lanjutan dari BI rate seiring belum adanya tanda-tanda kenaikan Fed rate.
Laju Rupiah berhasil kembali menguat paska melemah seiring dengan laju US$ yang masih mengalami penurunan pasca merespon testimonial akhir Gubernur The Fed yang mengindikasikan belum akan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Di sisi lain, rilis rilis penurunan new home sales AS memberikan sentimen negatif bagi US$. Tetapi, di akhir pekan pasca menguat, laju Rupiah kembali mengalami pelemahan seiring antisipasi akan dirilisnya data-data inflasi di pekan depan. Variatif cenderung membaiknya rilis data-data ekonomi Jepang membuat nilai mata uang Yen bergerak turun sehingga dimanfaatkan US$ untuk menguat.
“Laju Rupiah kami perkirakan berpeluang melemah namun, kami harapkan dapat terbatas. Bahkan bila rilis data-data ekonomi di pekan depan dapat lebih baik maka diharapkan dapat memperbaiki laju Rupiah. Rp 12.955-12.874 (kurs tengah BI),” tutup Reza. (angga)