Rumitnya Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Timur

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Jarum jam sudah tepat bertengger pada angka satu lebih 40 menit, namun belum ada tanda-tanda pelayanan foto dan sidik jari di loket 9 pembuatan pasport di Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Padahal di daun pintu terbuat dari kaca kantor itu tertera pengumuman jam istirahat pukul 12.00 hingga 13.00.

Antrian-pun sudah semakin menyesak ditambah lagi riuh rendah ulah para calo pasport yang bebas berkeliaran. Sesama yang antri saling berpandangan tidak tahu mau nanya sama siapa, kenapa loket belum dibuka kendati sudah molor, sementara belum satu orang-pun petugas imigrasi yang kelihatan.

Setelah satu jam lebih molor dari waktu yang ditentukan, baru terdengar panggilan dari alat pengeras suara memanggil nomor antrian, yang dipanggil-pun segera melesat memasuki ruangan. Di dalam ruangan ternyata belum langsung diproses tapi disuruh duduk di bangku tamu, tidak jelas sedang menunggu apa lagi.

Pemandangan lain yang terlihat di dalam ruang pelayan foto dan sidik jari pada Selasa (20 November 2012) itu adalah ulah petugas yang tidak ramah, bahkan terkesan angker. Seorang petugas imigrasi, ibu setengah baya, usai melakukan pemotretan, langsung beranjak dari kursinya, menghampiri meja rekannya lalu bercanda sembari menikmati potongan kue. Seiring dengan itu, pemohon pasport sudah terus mengantri panjang.

Dengan melenggak melintasi orang yang antri, si ibu tadi melintas ke arah disfenser mengambil air minum seterusnya kembali ke kursinya kemudian sambil bergoyang, dia mengangkat HP lalu ber-SMS-an.

Sang pelayan itu tidak mau tau kegelisahan yang dialami oleh para pembuat paspor. Sudah masuk kerjanya molor dari jam yang ditentukan, pada jam kerja-pun masih terlihat santai dan tak peduli dengan masyarakat yang sedang antri.

Maka tidak heran jika ada suara orang asing mengatakan, di Indonesia, pekerjaan yang bisa diselesaikan satu hari, bila perlu dibuat molor menjadi satu minggu.

Padahal, arahan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) kepada segenap jajarannya, terutama bagi jajaran Ditjen Imigrasi, khususnya dalam pelayanan pembuatan paspor, petugasnya jangan mempersulit masyarakat, apalagi masalah uang, jangan mata duitan

“Berikan pelayanan optimal kepada para pemohon paspor, jangan dilihat apakah dalam mapnya terdapat duit atau tidak,” demikian peringatan yang sering dikumandangkan dari para pejabat Ditjen Imigrasi. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS