Site icon TubasMedia.com

Rosa Diancam

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

Ilustrasi

Ilustrasi

IBARAT sebuah novel, kasus korupsi yang menjadikan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin menjadi tersangka, bisa dicetak berjilid-jilid, sambung menyambung karena ceritanya cukup banyak. Isi ceritanya sangat beragam. Tokoh-tokoh pemain dalam novel tersebut saling bantah, saling tuduh dan saling membenarkan diri.

Yang menarik lagi, di tengah perjalanan pemeriksaan kasus yang amat menghebohkan itu, tiba-tiba muncul cerita baru. Misalnya tersebar isu adanya ancaman pembunuhan kepada Mindo Rosa Manullang, yang dianggap sebagai saksi kunci.

Sungguh sangat menarik isu tersebut dan sekaligus memaksa masyarakat ingin tahu ada apa di balik kasus itu. Seberapa besar pengaruh kasus itu kepada orang-orang tertentu koq sampai harus ada ancaman membunuh. Dan jika benar si pembunuh itu ada nyali membunuh Rosa Mindo Manullang, kenapa harus melalui ancaman? bunuh saja…dooorrr, gitu.

Yang aneh dan ajaib lagi dari aksi teror mengancam membunuh itu adalah adanya keterangan dari Mindo Rosa Manullang bahwa si pembunuh itu mendatangi Mindo Rosa Manullang ke ruang tahanan malam hari, bahkan tengah malam dan tidak hanya satu kali, berkali-kali.

Pertanyaan kita, apa bisa sebebas itu orang memasuki ruang tahanan ? Malam-malam lagi dan tidak hanya satu dua kali, melainkan lebih dari dua kali. Sebenarnya, jika semua isu itu benar, tidaklah sulit mencari tau siapa pihak yang mau melakukan pembunuhan tersebut.

Misalnya dicek buku tamu di ruang penerima tamu. Siapa tamu Rutan tempar Mindo ditahan malam-malam hari seperti itu. Apa tujuannya, untuk apa dia menemui Mindo. Itu pasti ada dong. Tidak mungkin ada orang bisa nyolong masuk ke ruang tahanan tanpa melalui pintu masuk, malam-malam lagi. Dan pasti sudah ada izin masuknya. Jadi endak sulit untuk mencari tau siapa dia pengancam itu. Tapi tentunya kalau ada kemauan.

Demikian juga sebutan Ketua Besar dan Bos Besar. Apa sulitnya mencari tau siapa yang dimaksud Ketua Besar dan Bos Besar. Di ruang sidang, Nazaruddin sudah berkali-kali menyebut nama siapa yang dimaksud dengan Ketua Besar dan Bos Besar. Yah sudah…tangkap dan periksa saja.

Memang, nama-nama yang disebut Nazaruddin adalah nama-nama yang sedang duduk di kursi kekuasaan atau paling tidak dekat dengan penguasa. Tidak seperti pencuri sandal yang begitu gampang diciduk bahkan disiksa kemudian segera diadili.

Itu mungkin alasan pendekar hukum kita, kenapa tidak segera ditindaklanjuti apa yang diungkapklan Nazaruddin. Bahkan yang muncul adalah isu baru yang sepertinya ingin mengalihkan perhatian.

‘’Sutradara’’ yang ada di balik kasus ini tampaknya cukup lihai memerankan kesutradaraannya dan terlihat ada niat mengulur-ulur waktu atau melihat suasana yang pas untuk membuka tabir yang sebenarnya. Atau barangkali, ending novel ini sengaja akan diambangkan. Kita tunggu saja. ***

Exit mobile version