Site icon TubasMedia.com

Potensi Pasar Produk Industri Aneka Cukup Prospektif

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

TENDANG BOLA - Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retaubun membuka Pameran Produksi Industri Aneka 2013 dengan menendang bola disaksikan Direktur Industri Tekstil dan Aneka Ramon Bangun, Sekretaris Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia Susandhini, dan Sekretaris APRESINDO Jawa Timur Ali Mas’ud di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian Jakarta, 22 Oktober 2013. -tubasmedia.com/sabar hutasoit

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Industri aneka merupakan industri hilir yang terus didorong pengembangannya oleh Kementerian Perindustrian karena memiliki potensi pasar yang cukup prospektif baik di dalam maupun luar negeri. Selain sebagai produk kesehatan, pendidikan dan kesenian, produk aneka juga banyak digunakan sebagai barang kebutuhan masyarakat luas.

Demikian Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun pada pembukaan Pameran Produk Industri Aneka Tahun 2013 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa – 22 Oktober 2013.

Pameran yang memilih tema “Bangga Menggunakan Produk Anak Bangsa” akan diselenggarakan selama empat hari, 22 – 25 Oktober 2013, diikuti oleh para pengusaha dan asosiasi dari Industri Aneka yang menempati 47 stand, terdiri dari: 17 perusahaan Industri Alas Kaki, 16 perusahaan Industri Barang Jadi Kulit, 4 perusahaan Industri Alat Olah Raga, 4 perusahaan Industri Alat Tulis, 2 perusahaan Industri Mainan, 1 perusahaan Industri alat musik, 1 Balai Besar Karet Kulit dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta, dan 2 perusahaan Industri Pengolahan Lainnya. Dari 47 peserta pameran tersebut, sebanyak 59% produknya telah diekspor dan 41% dijual di dalam negeri.

Menurut Wamenperin, dengan adanya globalisasi perdagangan dunia, dampak yang sangat dirasakan adalah tantangan pada kemampuan daya saing industri nasional di pasar global.

“Perjanjian kerjasama perdagangan dengan negara lain membuat persaingan dagang menjadi ketat dan bersaing, hal ini menjadi tantangan yang harus disikapi secara cermat oleh dunia usaha nasional yang menuntut adanya kemampuan untuk melakukan efisiensi di bidang produksi dan pemasaran, serta memberi nilai positif berupa akses pasar, akses teknologi, investasi dan peningkatan sumber daya manusia,” tegas Wamenperin. (sabar)

Exit mobile version