Pola Tanam Kacang di Humbahas Perlu Dibenahi
Laporan: Redaksi

MESIN SANGRA - Bupati Humbanghas Maddin Sihombing (kanan), Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (IPAMP) Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Teddy Sianturi (dua kanan), Sekda Humbanghasa, Martuaman Sihotang (dua kiri) dan Kepala Dinas Perindagkop, JW Purba (kiri) sedang mengamati Mesin Sangra –tubas/sabar hutasoit
DOLOKSANGGUL, (TubasMedia.Com) – Pola tanam kacang di Kabupetan Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara selama ini dirasa sangat jauh dari sempurna sehingga perlu dibenahi.
Hal ini dikatakan Bupati Humbahas, Maddin Sihombing dalam perbincangan dengan Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (IPAMP) Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Teddy Sianturi di Doloksanggul, Humbahas, Kamis silam.
Teddy Sianturi bersama rombongan berada di Doloksanggul untuk melihat perkembangan industri kacang garing menyusul telah diserahkannya Fasilitas Bantuan Mesin Peralatan Alsintani dalam mendukung agrobisnis kacang garing di Kabupaten Humbanghas.
Maddin selanjutnya mengatakan perbaikan mutu pola tanam kacang dimaksud mendesak untuk dilakukan mengingat potensi pasar kacang yang sangat terbuka luas dan jika perbaikan pola tanam tersebut terwujud, akan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani kacang.
Selama ini, kacang tanah sebagai bahan baku kacang garing hasil pertanian dari Kabupaten Humbahas dijual secara ijon kepada para pengusaha industri kacang garing di Kabupaten Tapanuli Utara. Namun kini Pemkab Humbahas telah menetapkan kebijakan bahwa seluruh kacang hasil pertanian Humbahas akan dikelola sendiri dan diproses menjadi kacang garing.
Terdapat empat kecamatan di Humbahas sebagai penghasil kacang dengan total panen sekitar dua ton setiap bulan. Namun mutu hasil panen masih perlu diperbaiki mengingat selama ini pola tanam tidak sempurna bahkan terkesan asal jadi.
‘’Misalnya proses pemupukan dan perawatan tanaman sama sekali jauh dari sempurna.Bahkan hingga kini petani masih menjadikan tanaman kacang sebagai sambilan. Artinya, ladang khusus yang disiapkan untuk penanaman kacang sama sekali tidak ada. Lahan yang dipakai adalah lahan sawah yang ditanami kacang usai panen padi,’’ jelas bupati.
Oleh karena itu Maddin menjelaskan pola tanam secara ‘’iseng’’ tersebut akan diubah menjadi serius. ‘’Kita akan mulai dari sistem pembibitan sebab jika bibitnya unggul, hasilnya juga pasti unggul. Demikian juga penanaman serta pemupukan hingga pemeliharaan sampai panen dan seterusnya diproduksi menjadi kacang garing, akan kita benahi,’’tambah bupati.
Sementara itu, Teddy Sianturi mengatakan dengan telah diserahkannya bantuan alat Mesin Sangrai tersebut, diharapkan mutu kacang garing produk Kabupaten Humbahas akan semakin membaik.
Pasar yang akan direbut bukan lagi sebatas pasar lokal akan tetapi akan merambah ke mancanenagera dan jika pola tanam dan pemeliharaan bisa dilakukan secara maksimal, kacang hasil bumi Humbahas akan ditawarkan ke sebuah perusahaan industri kacang yang membutuhkan kacang dalam jumlah yang cukup besar.
‘’Kalau benar-benar sudah terbina, kita akan coba bantu mencari pasar yang lebih luas lagi sehingga tingkat kesejahteraan petani kacang akan semakin membaik,’’ kata Teddy. (sabar)