Laporan: Redaksi

KEUNTUNGAN TAMBAHAN - Agus (40) seorang guru asal Dusun Desa Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis bisa merasakan keuntungan tambahan, dari hobinya menekuni bisnis gurame tanpa mengganggu aktifitas mengajarnya. (tubasmedia.com/mamay)
CIAMIS, (Tubas) – Ikan gurami (Osphronemus goramy) adalah ikan asli negeri Indonesia. Konon ikan tersebut merupakan ikan rawa yang hidup di dataran kaki gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya. Namun kini ikan ini adalah ikan budidaya yang sudah sangat sulit dijumpai di perairan alami.
Ikan gurame ada dua jenis, gurame soang (gurame angsa) dan gurame Jepang. Sentra budidaya ikan ini tersebar di daerah Kabupaten Tasikmalaya yaitu di Kecamatan Singaparna, Kecamatan Manonjaya, Kecamatan Cineam dan Kecamatan Sukaratu serta di beberapa wilayah di Kabupaten Ciamis seperti Dusun Desa Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Jawa Barat.
Berkat kemahiran orang-orang Ciamis dan Tasikmalaya dalam budidaya gurame, seperti dilakukan warga Singaparna dan sekitarnya dalam membudidayakan ikan gurame yang kemudian menjadi ikan konsumsi yang prestisius di banyak negara. Ikan gurame kemudian menyebar ke penjuru negeri dan malah ke luar negeri seperti Australia, China, Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Pengembangan budidaya ikan gurame di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Ciamis, mempunyai prospek yang menjanjikan. Hal itu diungkapkan Agus salah satu PNS di ruang lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis yang menekuni hoby memelihara ikan gurame terhitung dari tahun 2000. Saat ditemui tubasmedia.com di tempat budidayanya di Dusun Desa Jelat Kecamatan Baregbeg, saat memberikan pakan benih ikan gurame Rabu (26/10), Agus menuturkan pengalamannya dalam menekuni bisnis ikan gurame.
Menurut Agus, harga jual ikan gurame di pasaran masih lebih mahal dibandingkan ikan lainnya yaitu berkisar Rp. 30.000 hingga Rp. 35.000 per kg sehingga budidaya gurame sangat menguntungkan.
Hal senada dilontarkan Dedi Dakhlan, menurutnya selain kualitas varietas unggulan permintaan benih ikan gurame jenis Swan (soang/angsa) ukuran P-1 atau usia 40 hari ke negara Cina sebanyak 100 juta ekor pada tahun 2008 silam hingga kini belum bisa terpenuhi. Alasannya, persediaan dan budidaya ikan tersebut masih minim. Akibat minimnya pelatihan terhadap para petani/pembudidaya, padahal peluang tersebut sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian pembudidaya ikan, katanya.
“Dari segi pembiayaan, pengembangan ikan gurame ini juga lebih menguntungkan karena pakan yang digunakan bisa dicampur dengan pakan non olahan, yakni pakan alami daun sente dicampur pakan buatan,” ujarnya.
Dikatakannya, harga benih untuk ukuran P-1 (usia 40 hari) Rp. 350/ekor, P-2 (usia 100 hari) Rp. 1.000/ekor dan P-3 (usia 190 hari) Rp. 2.500/ekor.
“Agar tetap terjaga, tidak punah, diperlukan motivasi bagi para pembudidaya untuk lebih ulet dan meningkatkan budidaya gurame. Selain untuk bisa memenuhi permintaan yang sangat tinggi akan benih maupun ikan gurame untuk konsumsi dari dalam negeri maupun luar negeri yang sangat tinggi, juga sebagai upaya meningkatkan perekonomian kerakyatan,” ujarnya. (mamay)