Perajin Bedog Galonggong Terancam Punah
Laporan: Redaksi

Ilustrasi
TASIKMALAYA, (TubasMedia.Com) – Sejak beberapa tahun terakhir ini, masyarakat Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai enggan melakoni pembuatan kerajinan tradisional golok Galonggong Tasikmalaya. Golok itu terancam punah akibat tidak ada regenerasi pengrajinnya. Dari waktu ke waktu, omset penjualan golok “Bedog Galonggong” di daerah Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya terus mengalami penurunan drastis.
Akang Sumardi (48), seorang pengrajin golok di Kampung Galonggong, Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya kepada tubasmedia.com, pekan lalu, mengatakan, kelangsungan pembuatan golok Galonggong hampir sirna. Pasalnya, selain tidak adanya penerus keahlian pembuatan golok, juga karena omset penjualannya yang terus mengalami penurunan.
“Bahkan, tidak menutup kemungkinan nama Bedog Galonggong yang sempat mengharumkan nama Tasikmalaya hingga sampai ke luar negeri, bisa punah ditelan waktu,” kata Sumardi, prihatin.
Menurut Sumardi, rata-rata omset penjualan golok sekarang sangat minim dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Rata-rata omset penjualan sekarang setiap bulan paling banyak 40 golok yang terjual,” katanya.
Padahal, tahun 2011 rata-rata omsetnya mencapai 100 golok setiap bulannya. Apalagi dibanding omset tahun 2010, rata-rata setiap bulan bisa mencapai 160 golok yang terjual.
Dijelaskan Sumardi omset penjualan yang pernah mengalami masa jaya tahun 2009. Tetapi memasuki awal tahun 2012, omset yang didapatkan saat ini tidak cukup, malah nombok. Para pengrajin bedog Galonggong, semakin berkurang jumlahnya.Mereka mengharapkan ada perhatian dari Pemerintah daerah setempat.
“Para perajin belum merasakan adanya perhatian dari pihak pemerintah, apalagi bantuan dana/ modal, sehingga usaha ini mulai ditinggalkan dan beralih profesi dan usaha lain,”katanya. (hakri)