JAKARTA, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo memberikan kepercayaan penuh kepada panitia seleksi (pansel) untuk bekerja memilih pimpinan Komisi Pemberantasann Korupsi (KPK) yang kredibel, berintegritas, dan dipercaya oleh masyarakat.
Hal itu dikemukakan Jokowi kepada wartawan seusai menerima 9 Srikandi yang dipilihnya menjadi Pansel Pimpinan KPK di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/5/2015) sore.
Kesembilan anggota Pansel itu, Destry Damayanti, M.Sc (Ketua merangkap Anggota), Dr. Enny Nurbaningsih, SH (Wakil Ketua merangkap Anggota), Prof. Dr. Harkrituti Haskrisnowo, SH, LLM (anggota), Ir. Betti S. Alisjabana, MBA (anggota), Dr. Yenti Garnasih, SH, MH (anggota), Supra Wimbarti, M.Sc, Ph.D (anggota), Natalia Subagyo, M.Sc (anggota), Dr. Diani Sadiawati, SH, LLM (anggota), dan Meuthia Ganie-Rochman, Ph.D (anggota).
Mengenai pemilihan kesembilan anggota Pansel KPK, yang memiliki latar belakang beragam, Jokowi menjelaskan, masing-masing keahlian diperlukan agar pimpinan KPK yang terpilih memiliki kecakapan dan kemampuan yang komprehensif, termasuk dalam membangun sistem, sehingga tidak semata-mata kompeten di bidang hukum.
“Ahli manajemen, governance, dan IT dibutuhkan agar pimpinan KPK terpilih memiliki kemampuan untuk mengelola KPK serta merancang sistem IT dalam rangka pemberantasan korupsi,” katanya, sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Ahli keuangan, ekonomi, serta ahli pidana pencucian uang diperlukan agar pimpinan KPK terpilih juga memiliki wawasan yang terkait dengan kejahatan ekonomi, korupsi sumber daya, dan pencucian uang.
Sedangkan ahli psikologi diperlukan agar pimpinan KPK terpilih memiliki: integritas, keberanian, kepemimpinan, serta mampu bekerja sama dalam sebuah tim. Ahli sosiologi diperlukan agar pimpinan KPK yang terpilih nanti juga memiliki wawasan mengenai konteks sosial dan budaya korupsi.
“Pansel juga perlu memikirkan bagaimana kelembagaan KPK bisa berkembang menjadi sebuah institusi negara yang berwibawa,” lanjut Jokowi. (ril/ender)