Penguatan Pasar Obligasi Diharapkan Berlanjut Pekan Ini

Loading

angga-1

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, tidak jauh berbeda dengan pasar saham dimana penguatan IHSG disebabkan adanya technical rebound setelah pelaku pasar mencoba memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali mengakumulasi saham-saham yang telah terperosok dalam.

“Meski belum banyak dilakukannya aksi beli namun, cukup untuk membuat IHSG berhasil kembali ke zona hijaunya,” kata Reza, Senin (22/6/15).

Begitupun dengan pasar obligasi yang turut menguat seiring dengan mulai adanya aksi beli dari pelaku pasar untuk memanfaatkan pelemahan sebelumnya. Aksi beli ini telah terlihat dari pekan sebelumnya seiring aksi jual yang mulai berkurang dimana pelaku pasar mulai memanfaatkan beberapa seri obligasi untuk kembali ditransaksikan meski belum terlalu ramai.

“Kondisi ini membuat yield sejumlah obligasi, baik pemerintah maupun korporat cenderung menurun,” imbuh Reza.

Apalagi ditambah dengan sentimen turunnya yield obligasi global seiring keputusan The Fed masih mempertahankan suku bunga acuannya membuat laju pasar obligasi mampu berbalik menguat. Seperti yang terjadi pada obligasi korporasi dengan rating AA dimana di pekan sebelumnya hampir mendekati yield 11,45%-11,50% untuk tenor 9-10 tahun namun, di pekan kemari turun di kisaran 11,25%-11,35% atau turun sekitar 15an bps.

Dari sisi makroekonomi, laju pasar oblihgasi masih lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen dari eksternal. Harga obligasi Pemerintah mulai mencoba untuk bergerak naik yang terefleksi dari berbalik turunnya yield yang merata pada seluruh tenor. Penurunan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor menengah (5-7 tahun).

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-rata yield -13,82 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yield sekitar -15,89 bps; dan tenor panjang (8-30 tahun) turut mengalami penurunan yield hingga 15,83 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo ±4 tahun berbalik menguat harganya hingga 69 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo ±9 tahun menguat harganya hingga 122,92 bps.

Di pekan kemarin, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk seri sebagai berikut:

a. Seri SPN-S04122015 (reopening) dengan imbalan secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 4 Desember 2015;

b. Seri PBS006 (reopening) dengan imbalan 8,25% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2020;

c. Seri PBS007 (reopening) dengan imbalan 9,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2040;

d. Seri PBS008 (reopening) dengan imbalan 7,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2016.

“Di pekan kemarin, meski nilai yang ditawarkan lebih rendah dari lelang SBSN sebelumnya namun, terlihat cukup baik dengan penyerapan yang lebih tinggi dari lelang SBSN sebelumnya,” ujar Reza.
Dalam lelang kali ini, total permintaan yang masuk mencapai Rp 4,47 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SBSN periode sebelumnya, Selasa (3/6) yang mencapai Rp 4,84 triliun. Pada lelang kali ini, lelang berhasil diserap Rp 2,25 triliun atau di atas target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 2 triliun. Pemerintah hanya memenangkan 3 seri dari 4 seri yang ditawarkan.

Di antaranya, seri PBS006 (reopening) dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 371 miliar. Imbal hasil terendah yang masuk sebesar 8,56% dan Imbal hasil tertinggi 8,91%. Seri ini diserap Rp 305 miliar dengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 8,68% dan tingkat imbalan 8,25%. Kemudian, seri PBS007 (reopening) mengalami permintaan Rp 385 miliar dengan Imbal hasil terendah 9,13% dan Imbal hasil tertinggi yang masuk 9,38%.

Seri PBS008 dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 2,66 triliun dan diserap Rp 1,57 triliun dengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 7,698% dan tingkat kupon 7,00%.

Selain itu, di pekan kemarin, Kementerian Keuangan telah melaksanakan lelang pembelian kembali Obligasi Negara dengan cara penukaran (debt switch) menggunakan fasilitas Ministry of Finance Dealing Systen (MOFiDS). Peserta lelang menawarkan 9 seri Obligasi Negara dari 9 seri Obligasi Negara yang ditawarkan pemerintah.

Jumlah nominal penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang sebesar Rp5,428 triliun, sedangkan jumlah atau nilai nominal yang dimenangkan oleh pemerintah adalah sebesar Rp2,95 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,09%.
Sentimen dari The Fed yang belum akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat dan masih bertahannya BI rate di level saat ini 7,50% cukup memberikan sentimen positif bagi laju pasar obligasi, tekanan jual pun mulai terlihat mereda.

“Tentunya kami berharap penguatan pada laju pasar obligasi dapat berlanjut di pekan ini dengan asumsi sentimen negatif dapat mereda dan aksi jual dapat berkurang untuk mempertahankan laju penguatan tersebut. Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang ±70 hingga 125 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” tutup Reza. (angga)

CATEGORIES
TAGS