KRUI, (tubasmedia.com) – Pengerjaan Talud di Dusun Kupang Ilir Kecamatan Pesisir Selatan dinilai asal-asalan. Pemborong hanya mencari keuntungan tak perduli mutu pekerjaan.
Hal tersebut diungkapkan beberapa warga sekitar yang tgidak bersedia menyebut namanya. Mereka menuding rekanan dan dinas terkait bermain mata dan pekerjaan proyek tidak sesuai dengan bestek.
Saat ditemui tubasmedia.com, para pekerja Talud mengatakan mereka hanya diperintah oleh Sahrudin untuk bekerja. Mengenai berapa jumlah dana yang digunakan untuk membangun Talud tersebut para pekerja menggeleng tidak tahu.
”Kalau mau lebih jelasnya silakan bapak tanya sama Sahrudin atau Khalik mereka yang menyuruh kami bekerja,” kata beberapa tukang saat ditemui di lokasi pengerjaan Talud, Jumat 6/1.
Pengamatan tubasmedia.com, pengerjaan Talud hanya diberi semen di bagian bawah dan atasnya saja. Di bagian tengah hanya ditimbun tanah.
Demi memastikan siapa yang mengerjakan Talud di Kupang Ilir tersebut, tubasmedia.com menemui Khalik sang mandor. Pria yang mengaku dari Pringsewu itu mengarahkan untuk menghubungi Bambang selaku pengawas pekerjaan.
Dia menambahkan, pembangunan Talud yang dikerjakan CV Griya Karya Utama satu paket dengan pengerjaan peningkatan jalan ruas A sampai Z peningkatan jalan Sukamaju-Kupang Ilir-Usang Pulau Pesisir Selatan dengan No kontrak,KTR/54/BMH/III.07/2016.
Nilai Kontrak Rp 2.190.358.000 dengan sumber dana APBD Pesisir Barat tahun 2016 dengan waktu pengerjaan 108 hari.
Meskipun No kontrak tahun 2016 tetapi sampai berita ini ditulis pengerjaan Talud belum rampung.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Pesisir Barat (FPPB), Suandi mengatakan kecewa dengan ulah pemborong nakal di Pesisir Barat. Dia berharap para pemborong yang bermain-main dengan mutu pekerjaan harus diberikan sanksi tegas.
“Pemerintah Pesisir Barat harusnya jangan berdiam diri. Akibatnya belum satu tahun dibangun jalannya sudah hancur. Dinas Pekerjaan Umum harus bertanggungjawab jangan menutup mata. Kalau kejadian semacam ini dibiarkan, masyarakat yang menjadi korban. Pemborong nakal harus diberangus dari negeri Para Saibatin, “ujar Suandi.
Seperti diketahui peningkatan Lapen jalan Marang-Kupung Ulu belum genap satu tahun usianya, jalan tersebut sudah rusak parah. Akibatnya jika musim hujan tiba jalanan mirip kubangan kerbau. (agustiawan)