Pencucian Nalar dan Hati

Loading

6-bagian-tubuh-yang-tersaki

Oleh: Fauzi Aziz

KITA paling gampang mengingat kalau mendengar isltilah pencucian uang dan cuci gudang karena kita menyenangi uang dan menyukai barang obralan. Namun begitu diajak melakukan pencucian nalar dan hati, kita hanya manggut-manggut. Padahal kalau nalarnya sehat dan hatinya bersih banyak manfaat yang akan diperoleh.

Jadi, pencucian nalar dan hati adalah perbuatan mulia agar kita menjadi orang yang waras. Otaknya tidak ngeres kalau melihat kekuasaan dan harta. Nalar yang sehat dan hati yang bersih adalah investasi kita jangka panjang yang akan mengantarkan hidup kita bahagia di dunia dan di hari kemudian.

Negeri ini harus dipimpin yang nalarnya sehat dan hatinya bersih. Kita akan tersesat jika diipimpin oleh pemimpin yang gemar melakukan pencucian uang karena ia hanya berfikir untuk dirinya sendiri dan abai terhadap penderitaan orang lain, utamanya golongan orang miskin dan pengangguran.

Membayar pajak saja menghindar karena takut hartanya berkurang akibat tarif pajak di negerinya sendiri lebih tinggi dari negara lain. Para pencuci uang tidak selamanya hanya sekedar menghindar membayar pajak, tetapi juga karena sebagian hartanya ada yang diperoleh secara tidak wajar sehingga karena takut terlacak, disimpanlah uang haram tersebut di negara tax heaven.

Manakala para pencuci uang ini sebagian menjadi elit penentu kebijakan di negeri ini, apa jadinya Indonesia. Boleh jadi Indonesia dianggap “komoditas”, seperti CPO, batubara, gas dan lain- lain. Tapi jika yang mengelola ada yang suka melakukan pencucian uang, maka ini adalah malapetaka dan bencana. Semoga saja para elit pemimpin kita mampu memimpin negeri ini dengan baik dan benar menurut norma apapun.

Pertanyaannya adalah bagaimana cara melakukan pencucian nalar dan hati. Kita kenal ada istilah progam brain wash. Kita ngeri mendengar istilah brain wash ini (cuci otak). Kengerian ini muncul karena kita sudah terlanjur terstigma oleh situasi “buruk” bahwa otak kita disetting dengan tujuan agar cara berfikir kita berubah, baik karena alasan idiologis maupun karena alasan lain.

Kita tidak perlu risau dengan progam brain wash ka rena bagaimanapun progam tersebut adalah bagian dari proses pembelajaran. Kita masih punya hati sebagai filter yang bisa mencegah kita melakukan pembelajaran yang menurut hati kita sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita butuhkan. Hati yang bersih adalah kekuatan penyeimbang bagi nalar kita. Hati yang bersih bisa membawa kita menjadi manusia yang bijaksana untuk bisa memilih dan memilah mana yang benar dan mana yang salah.

Pencucian nalar dan hati adalah sebuah keniscayaan karena makin nalar kita sehat dan hati kita bersih, cara berfikir dan bertindakpun akan menjadi bijaksana dan penuh perhitungan ketika harus mengambil keputusan dan hendak melangkah ke depan. Nalar sehat dan hati bersih adalah dua sistem energi yang bersatu.

Keterpaduan keduanya adalah yang bisa melawan syahwat buruk, misalnya untuk tidak melakukan pencucian uang dan perbuatan kejahatan yang lain. Lingkungan sosial dan lingkungan hidup menjadi rusak karena nalar dan hati kita sedang mengalami gangguan.

Sinyalnya mati akibat tertutup kabut tebal nafsu kekuasaan dan harta. Akhirnya kita bisa bayangkan bagaimana jika negeri ini dipimpin oleh sosok pemimpin yang secara pisik jasmaninya sehat, tetapi nalarnya tidak waras (bukan gila) dan hatinya busuk hanya demi melanggengkan nafsu serakahnya sebagai penguasa dan pejabat yang berwenang.(penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi).

CATEGORIES
TAGS