Pemerintah Malu-malu Akui Naikkan Harga BBM Ikuti Mekanisme Pasar
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Efek domino dari naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) tidak pernah dapat dihindari. Harga bahan kebutuhan pokok hingga tarif transportasi selalu ikut naik manakala pemerintah mengurangi subsidi BBM.
Menurut peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah, efek domino itu merupakan imbas kebijakan pemerintah yang menerapkan sistem mekanisme pasar secara tidak langsung.
Meski, Mahkamah Konstitusi sebelumnya telah memutuskan agar pemerintah tidak menerapkan mekanisme pasar di dalam kebijakan BBM bersubsidi.
“Bisa dikatakan ini ikut mekanisme pasar malu-malu,” ujarnya saat diskusi bertajuk ‘Pusing Pala Rakyat’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (4/4).
Karena itu, kata Imanuddin, seharusnya pemerintah dapat melakukan kajian rutin untuk menganalisa dampak dari kenaikan dan penurunan harga BBM bersubsidi yang mengikuti fluktuasi harga minyak dunia.
“Kajian atas kenaikan itu sebaiknya tiga bulan sekali,” ujarnya.
Imanuddin memastikan bahwa salah besar jika pemerintah mengikuti mekanisme pasar dalam pengelolaan BBM bersubsidi. Pasalnya, struktur perekonomian Indonesia yang belum sempurna harga kebutuhan pokok dan lainnya turut naik jika harga BBM dinaikkan.
Sehingga, kondisi berbeda terjadi saat harga BBM subsidi turun maka harga kebutuhan bahan pokok yang sudah terlanjur naik tidak serta merta ikut turun.
“Struktur ekonomi di Indonesia belum sempurna. Harga tidak kaku. Ketika harga BBM naik semua naik, harga turun tidak langsung turun,” demikian Imanuddin.(nisa)