Pembangunan Kabupaten Tasik, Mubazir

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

TASIKMALAYA, (Tubas) – Sejumlah proyek pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya yang dibiayai dengan dana Bantuan Provinsi (Banprov) miliaran rupiah, dinilai mubazir. Di wilayah utara Kabupaten Tasikmalaya, misalnya, terdapat empat proyek, bahkan sejumlah barang di dalamnya pun hilang.

Seperti Imah Tasik berdiri di lahan seluas 2 hektar berada di Ds. Pamoyanan yang dibangun tahun 2004. Sejak pembangunannya selesai, hingga saat ini tidak pernah dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya.

Padahal, menurut keterangan, bangunan itu tadinya akan digunakan sebagai pusat promosi produk-produk asli Kabupaten Tasikmalaya. Beruntung bangunan cukup megah itu kini dijadikan kantor Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) sehingga agak terawat dan aman.

Pabrik pemipilan jagung, bangunan pabrik ini berdiri di lahan seluas 40 bata di Desa Kadipaten. Dibangun pada 2004 lalu dengan dana dari Pemerintah Pusat dan Provinsi. Pabrik ini memiliki 5 unit mesin pipil dan 1 genset yang dikelola Gapoktan Jaya Giri.

Seperti halnya Imah Tasik, bangunan ini juga sejak dibangun operasionalnya tak maksimal. Parahnya, akibat lokasi bangunan jauh dari permukiman dan kondisinya gelap gulita, maka 3 unit mesin pipil dan 1 unit genset kini hilang.

Kemudian pabrik penyulingan nilam yang dikelola Koperasi Nilam Sari, berdiri di lahan seluas 1.500 m2 di Desa Pagersari, Kecamatan Pagerageung. Dibangun pada 2002 dilengkapi dengan 20 ketel (bodem) dengan kapasitas 1 ton per satu kali produksi.

Pembangunannya bersumber dari bantuan Dinas Perindag Provinsi dan Kabupaten dengan besaran sekitar Rp 1 miliar. Pabrik tersebut tiba-tiba berhenti beroperasi sejak tahun 2007 dan hingga kini bangunannya telantar.

Pemintalan benang sutera di Kecamatan Sukaresik dan dikelola kelompok budi daya ulat sutera “Sabilulungan III”, di Kampung Karanganyar 2, Desa Cipondok. Bangunannya berdiri tahun 1997. Pabrik ini dilengkapi dengan seperangkat relling, seperangkat winding, 10 unit alat tenun bukan mesin (ATBM) Dobi dan 5 unit ATBM Jakur. Hingga saat ini juga belum maksimal penggunaannya. (hakri miko)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS