Pelabuhan Cilamaya akan Dibangun

Loading

Laporan: Redaksi

Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi

JAKARTA, (Tubas) – Minimnya minat dunia usaha untuk bergabung bersama pemerintah membangun kawasan industri, menjadi salah satu kendala mempercepat pembangunan kawasan dimaksud di beberapa daerah. Namun pemerintah akan mencoba membuka terobosan baru dengan cara menggandengkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik daerah (BUMD).

Demikian dikatakan Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian, Dedi Mulyadi kepada Tubas di ruang kerjanya pekan silam. Program pemerintah membangun kawsan industri sebanyak mungkin di luar pulau Jawa kata Dedi harus sukses. Pasalnya, di pulau Jawa akan dihentikan pembangunan industri mengingat persediaan air bersih sudah tidak memadai lagi.

Selain itu, unit-unit industri kecil yang selama ini mayoritas berada di pulau Jawa, sudah akan disebar ke luar pulau Jawa agar pembangunan dapat merata.

Menurut Dedi, saat ini jumlah kawasan industri yang siap pakai di seluruh Indonesia terdapat 80 kawasan yang tersebar di beberapa wilayah seperti Medan, Makassar, Lampung, Kalimantan, Semarang, Jakarta dan Banten serta Jawa Timur.

Dari 80 kawasan tersebut, 59 terdaftar sebagai anggota Himpunan Kawasan Industri Indonesia dengan luas 28.000 hektar. Namun yang sudah terisi baru 11.000 hektare atau sekitar 40 persen yang berarti masih ada sisa 60 persen.

“Semua kawasan industri dimaksud sudah siap pakai dan memenuhi persyaratan secara internasional,” katanya.

Menyinggung kawasan industri yang ada sekitar Karawang dan Bekasi, katanya, pemerintah menghadapi kesulitan khususnya masalah transportasi dari dan untuk Pelabuhan Tanjung Priok. Jika lalu lintas barang dari kawasan industri Karawang dan Bekasi tetap dipertahankan harus melalui pelabuhan Tanjung Priok, dinilai tidak ekonomis bahkan sangat boros. Alasannya, infrastruktur jalan tidak mendukung.

Untuk itu pemecahannya direncanakan melalui pembangunan pelabuhan baru di Cilamaya yang kini sudah masuk tahap studi. Jika pelabuhan Cilamaya sudah dibangun, keluar masuk barang tidak lagi melalui pelabuhan Tanjung Priok, tapi pelabuhan Cilamaya.

Kendati demikian kata Dedi masih ada masalah sebab Karawang Bekasi yang dikenal sebagai lumbung padi, harus tetap dilestarikan. Transportasi dari kawasan industri ke pelabuhan Cilamaya akan ditempuh dengan menggunakan sarana kereta api sehingga lahan-lahan sawah tidak dirusak. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS