PDIP Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku Pengeroyokan di Jelambar
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto mengecam keras aksi pemukulan dan pengeroyokan Wakil Ketua Ranting PDI Perjuangan Jelambar, Widodo, oleh sekelompok organisasi kemasyarakatan (ormas).
Widodo kini dirawat di rumah sakit setelah dikeroyok 10 orang pada Jumat (6/1/2017) malam, di Jalan Jelambar Utama, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Hasto meminta aparat keamanan untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden pengeroyokan itu diproses secara hukum.
Selain itu, dia juga meminta pimpinan ormas harus bertanggung jawab atas tindak tanduk anggotanya di lapangan.
“Insiden pengeroyokan harus diproses secara hukum sesegera mungkin agar tidak terulang di masa depan,” ujar Hasto melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (7/1/2017).
Hasto menuturkan, Indonesia adalah negara hukum. Aksi kekerasan dan main hakim sendiri sama sekali tidak bisa dibenarkan. Terlebih, jika kekerasan itu masih ada hubungannya dengan agenda pemilihan gubernur yang sekarang sedang berlangsung.
“Tindakan kekerasan itu tidak manusiawi dan merusak peradaban. Pengeroyokan itu merusak demokrasi, tidak manusiawi dan bertentangan dengan ajaran manapun,” kata Hasto.
Selain penganiayaan, Hasto juga menyoroti aksi-aksi melanggar hukum lain yang dilakukan oleh ormas tersebut, seperti penghadangan kegiatan blusukan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok beberapa hari lalu.
Jika pimpinan ormas tidak melakukan langkah-langkah konkret meredam aksi sepihak anggotanya dan kepolisian tidak bertindak sesuai kewenangannya, Hasto khawatir itu akan memancing reaksi dari kelompok lain.
Meski demikian, Hasto menyerukan kepada kader-kader PDI Perjuangan untuk memercayakan penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Dia mengimbau seluruh kader agar tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.
“Seluruh kader di manapun harus menahan diri dan menjaga peradaban demokrasi yang baik dengan tidak melakukan hal yang sama dengan anggota ormas. Tunjukkan bahwa kita warga negara yang beradab dan taat hukum,” ungkap Hasto.
“Kita berikan kesempatan kepada aparat kepolisian untuk menegakkan kebenaran hukum di atas prinsip keadilan dan negara tidak boleh kalah oleh aksi main hakim sendiri,” kata dia.
Peristiwa pengeroyokan Widodo bermula saat dirinya mengawal kampanye “blusukan” calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Ketika itu, sempat ada beberapa orang yang mencoba menghalangi “blusukan” itu.
“Yang kemarin (bilang) haram-haram itu. Terus saya bilang ‘enggak ada yang haram’. Dia langsung nunjuk (bilang) ‘awas lu ya’,” ujar Widodo di RS Royal Taruma, Jakarta Barat, Sabtu (7/1/2017).
Widodo mengaku mengenal semua pengeroyoknya. Mereka adalah tetangganya sendiri yang mendukung calon pasangan lain.
Saat sedang duduk di warung, Widodo dihampiri 10 orang tetangganya itu dan langsung dikeroyok. Setelah pengeroyokan tersebut, Widodo langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. (red)