Oleh: Apul D Maharadja

SELURUH dunia agaknya berpendapat bahwa terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio menjadi Paus Fransiskus I, peimimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, merupakan suatu kejutan. Sebab, tidak pernah terbayang bagaimana Kardinal itu bisa menjadi orang nomor satu di Gereja Katolik itu.
Dia bahkan tidak termasuk unggulan untuk menjadi calon pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu. Tapi Kardinal Argentina itu – Kardinal biasanya merupakan tokoh Gereja Katolik di suatu Negara – ternyata tiba-tiba muncul melalui pemilihan (konklav) dan menjadi pimpinan tertinggi Gereja Katolik dan diresmikan atau disahkan sebagai Paus Fransiskus I dalam suatu acara, Selasa (19/3).
Upacara inaugurasi yang dihadiri sekitar 200.000 orang di Lapangan Santo Petrus di Vatican itu, dihadir perwakilan dari 132 negara dan perwakilan sejumlah agama. Inaugurasi itu juga dihadiri sekurang-kurangnya enam kepala negara Amerika Latin, dan hal itu menunjukkan betapa Paus Fransiskus I menjadi sangat penting pernanya di berbagai belahan dunia.
Dalam upacara tersebut Kanselir Jerman, Wakil Presiden AS dan Putra Raja Bahrain duduk di jajaran kursi terdepan. Bahkan Presiden Taiwan juga hadir dalam upacara inaugurasi tersebut dan ini tentu mwmbuat RRC mengecam Vatican.
Biasanya ketika tampil di depan umum, dan berkencaraan, Paus menaiki mobil dengan kaca antipeluru, tapi Paus Fransiskus tidak memakai mobil demikian memasuki , bahkan mengelilingi Lapangan Santo Petrus. Ketika berkeliling, Paus bahkan berhenti di beberapa tempat untuk bertegyr sapa dengan para pengunjung yang hadir.
Dalam kotbah pada perayaan Misa Inaugurasinya, Paus Fransiskus mengulangi menegaskan focus kepausannya dan dan ia menekankan keberpihakan kepada lingkungan hidup dan kaum yang lemah dan miskin. Paus berkata, sedikit kelembutan dapat membuka horizon pengharapan. Paus juga mengajak para pemegang kekuasaan ekonomi, politik, dan sosial untuk berteman dan menjadi pelindung bagi siapa saja.
Dapat Dijelaskan
Sebenarnya terpilihnya Kaardinal Jorge Mario dapat dijelaskan dengan baik, terutama dalam kaitan tradisi Gereja Katolik dalan memilih pemimpinnya. Pemilihan Paus selalu dimulai dengan lagu Veni Creator Spiritus (“Datanglah ya Roh Pencipta”) untuk memohon tuntunan Roh Pencipta dalam pemilihan tersebut. Ip
Sebanyak 115 kardinal dari seluruh dunia menyanikan lagiu itu, sebelum masuk ke kapel (gereja khusus) di mana para cardinal akan bersidang dan membahas pemilihan calon paus. Sebenarnya ternyata pada pemilihan Paus tahun 2005, ternyata Kardinal ini sudah masuk nominasi ketika pemilihan yang menentukan akhirnya Kardinal Ratzinger (dari Jerman) terpilih menjadi Paus Benedictus XVI.
Jadi sebenarnya Kardinal Jorge sudah pernah masuk pemilihan Paus, karena pada waktu itu dia menduduki urutan kedua.
Sejak itu nama Kardinal Jorge Marion Bergoglio sudah ada dalam benak para cardinal yang hendak memilih Paus. Ia bersikap antikorupsi, mendukung keadilan sosial, dan bersikukuh dalam ajaran Gereja yang konservatif. Ini menarik bagi para warga dan juga bagi para cardinal.
Dalam banyak hal, ia sangat bersahabat tapi kukuh dalam pendirian. Ia juga mempunyai hidup sederhana dan bersahaja. Istana keuskupan yang disediakan oleh Gereja dan didukung oleh para dermawan orang Argentina yang mayoritas Katolik, tidak dia tempati. Ia bahkan tinggal di apartemen sederhana, dan ia memasak sendiri. Kesederhanaan hidup itu memjadi inspirasi bagi banyak orang di zaman orang mendewakan uang.
Ia juga memakai nama Fransiskus I artinya untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja untuk menunjukkan bahwa ia meniru pola hidup miskin Santo Fransiskus dari Asisi yang menjadi miskin karena tidak mau mengikuti pola hidup orangtuanya yang kaya dan teman-temannya yang juga anak orang kaya.
Melalui pemilihan yang alot, lima kali pemungutan suara, Paus Fransiskus I terpilih, dan seluruh dunia berharap kepadanya untuk berhadapan dengan dunia zaman sekarang yang kadang jauh dari kelemahlembutan dan kesederhanaan. ***