Pasar Indonesia Dibanjiri Produk Elektronik Impor Murah
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Indonesia saat ini dirasa perlu mewaspadai industri elektronik. Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, utilisasi industrinya selalu di bawah 40%. Sebagian perusahaan industri di subsektor ini tidak hanya sebagai produsen namun juga sebagai importir
Hal itu dikatakan Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif pada Rilis IKI Februari 2025 di Kementerian Perindustrian, Kamis (27/2).
Jubir Kemenperin juga menyebut hal ini terjadi dikarenakan demand domestik elektronik tidak terjaga baik, ditandai dengan banjir produk elektronik impor murah. Kondisi ini juga dipengaruhi adanya efisiensi belanja pemerintah yang merupakan salah satu konsumen besar produk industri elektronik.
“Kemudian, belum ada regulasi untuk melindungi industrinya, seperti tata niaga untuk pembebasan yang belum kuat. Lalu, regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang hanya berlaku untuk produk handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) serta belanja barang dan jasa pemerintah. Lalu SNI yang belum seluruhnya diwajibkan, serta adanya tarif nol persen untuk produk-produk elektronika terutama barang hilir pada kerja sama regional atau bilateral,” papar Febri.
Ia menyampaikan harapan Kemenperin agar dibuka ruang dalam pasar domestik bagi produk elektronik dalam negeri yang selama ini dibeli pemerintah melalui belanja APBN/APBD dan BUMN/BUMD. Pembukaan ruang dalam pasar domestik ini dilakukan melalui pemberlakuan kebijakan pembatasan impor produk elektronik, sehingga pasar bisa diisi oleh produk elektronik industri dalam negeri. Pasalnya, industri elektronik sedang mengalami tekanan permintaan karena pengurangan belanja pemerintah untuk produk elektronik ber-TKDN.
Investasi Danantara
Untuk melesatkan pertumbuhan sektor manufaktur, Kementerian Perindustrian mendukung pembentukan Danantara, yang diharapkan salah satunya digunakan untuk program hilirisasi.
“Seperti yang disampaikan Menteri Perindustrian, gelombang pertama investasi Danantara sebesar USD20 miliar akan dialokasikan ke sejumlah proyek industrialisasi, salah satunya petrokimia,” Febri menjelaskan.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa proyek industrialisasi, yang merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. Febri menambahkan, Kemenperin mengharapkan investasi Danantara bisa dialokasikan untuk melengkapi pohon industri yang saat ini belum terisi seluruhnya. (sabar)