P3DN Harus Menjawab Realitas Pasar

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

PARADIGMA baru telah memberikan pelajaran berharga bagi kita bahwa dalam kehidupan ekonomi telah terjadi pergeseran dimana pasar telah menjadi acuan utama yang bisa mengarahkan kebijakan bisnis para produsen dalam menghasilkan barang dan jasa.

Perubahan teknologi dan perubahan gaya hidup telah memberikan pengaruh yang cukup berarti bagi perkembangan bisnis di sektor manufaktur atau sektor lainnya jika keberadaannya di panggung pasar yang bersifat terbuka ingin tetap bertahan. Realitas pasar adalah sebuah kenyataan.Pergerakannya cenderung dinamis seiring dengan makin membaiknya tingkat daya beli, khususnya di kalangan kelas menengah.

Dinamika seperti itu adalah hal yang wajar dan terjadi dimana saja. Pasar akan selalu menjadi salah satu pertimbangan bagi seorang calon investor untuk menanamkan modalnya di suatu negara. Kemampuan kreatifitas dan inovasi sangat dibutuhkan, namun harus tetap diberikan catatan bahwa kreatifitas dan inovasi tidak akan serta merta dapat mendikte realitas pasar yang ada.

Bahkan ada yang berpandangan bahwa kreatifitas dan inovasi itu dilakukan untuk sebagian besar didedikasikan terhadap perkembangan realitas pasar. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa pada dasarnya kreatifitas dan inovasi is follow the real market. Menjadi menarik ketika pemerintah dengan semangat ke-Indonesian-nya membuat progam peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) yang tujuannya agar produk dan jasa yang sudah dibuat di dalam negeri dapat digunakan secara optimal oleh seluruh komponen bangsa.

Kalau progam ini premisnya dikaitkan langsung dengan realitas pasar, maka sejatinya pelaksanaan progam ini bisa menjadi mubazir dan hanya memboroskan sumber daya yang ada karena tidak ada titik temu antara kepentingan progam dengan kepentingan pasar. Trend pasar dengan sekian banyak faktor yang mempengaruhi gaya hidup telah memberikan indikasi bahwa para konsumen di Indonesia, khususnya golongan kelas menengahnya telah lebih modern, memiliki global mindset dan lebih melek teknologi.

Mereka mulai lebih sadar kesehatan dan peduli lingkungan. Bersikap rasional dan kritis dalam menentukan pilihan untuk membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Mereka lebih value oriented, artinya sangat rasional dan kritis dalam mempertimbangkan nilai produk yang ditawarkan. Ini adalah paradigma dan sekaligus merupakan fenomena pasar yang sedang berkembang di Indonesia.

Progam P3DN harus bisa menyesuaikan diri dengan paradigma dan fenomena pasar yang gaya hidupnya sudah seperti itu. Karena itu, lebih baik jika progam P3DN memiliki fokus yang jelas, khususnya dilihat dari aspek produk yang ditawarkan kepada masyarakat untuk menggunakannya.

Para penentu kebijakan dan pengelola progam P3DN sebaiknya dapat memahami sepenuhnya tentang dinamika ekonomi dan fenomena pasar dengan maksud agar progam yang dijalankan benar-benar efektif, tidak business as usual. Misalnya dengan mempromosikan secara terus menerus produk Indonesia yang lebih membuat konsumen bisa hidup sehat dan ramah lingkungan, termasuk misalnya produk halal.

Progam P3DN tidak bisa dikelola dengan pendekatan sapu jagad, khususnya yang pendekatannya berbasis produk. Suksesnya memang diperlukan adanya dukungan kebijakan dan progam yang berkualitas dan usahakan bersifat by design. Pengelolaannya harus dilaksanakan secara melembaga karena perlu perhatian khusus. Realitas pasarnya di dalam negeri kondisinya sangat berat karena masyarakat sudah terlanjur menggemari barang impor.

Mengubah mindset adalah pekerjaan yang tidak mudah. Karena itu ke depan perancangan progam P3DN harus ditata kembali agar lebih mendekatkan pada realitas pasar yang kian tumbuh dan berkembang dengan dilandasi oleh semangat Indonesia incorporated. Satu dan lain hal kita tahu bahwa mensukseskan progam P3DN memerlukan dukungan dana yang tidak kecil, di samping tentunya perlu penanganan yang profesional dan kompeten, baik yang berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan progam promosi, advokasi dan edukasi yang berdurasi panjang.

Kita bisa membandingkan bagaimana cara Malaysia mengurus progamnya yang bertagline Malaysia Truly Asia. Catatan akhirnya adalah bahwa P3DN bukan hanya sekedar mengajak masyarakat agar menggunakan produk buatan dalam negerinya, tetapi juga harus bisa memastikan bahwa P3DN adalah solusi kebangsaan yang bisa membuat bangsa ini tidak sepenuhnya harus bergantung pada negara lain, bahkan bisa membantu kebutuhan bangsa lain karena produk yang kita hasilkan juga diterima dan digunakan oleh mereka.

Dengan demikian misi jangka panjang P3DN adalah agar produk kita berdasarkan realitas pasar dapat dimanfaatkan oleh siapa saja di dalam dan di luar negeri. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS