Opera “Perempuan di Pinggir Danau” di Jakarta

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Setelah sukses tampil di Sumatera Utara, Pusat Latihan Opera Batak atau PLOt akan menggelar kembali pementasan berjudul “Perempuan Di Pinggir Danau” (Borua Na Di Duru Ni Tao) tanggal 25-26 Oktober mendatang di Jakarta.

Thompson Hs, Direktur Artistik Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) dan co.sutradara “Perempuan di Pinggir Danau” mengungkapkan, pementasan akan digelar di Gedung William Soerjadjaya, Fakultas Kedokteran UKI, Cawang, Jl.Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur.

“Pertunjukan ini menjadi menarik karena mengangkat tema tentang lingkungan, air dan perempuan. Sebab, orang yang pertama sekali terkena dampak dari kerusakan lingkungan dan air, adalah perempuan,” ujar Koordinator Pementasan di Jakarta, Tumpak Winmark Hutabarat.

Opera Batak adalah teater tradisi Etnik Batak yang berkembang pada sekitar tahun 20-an sampai tahun 80-an, namun bentuk seni pertunjukan ini mati suri pada tahun 80-an ke atas akibat minimnya perhatian pemerintah, ditambah lagi dengan munculnya radio dan televisi.

Sekitar tahun 2002, Opera Batak kembali direvitalisasi dan telah melahirkan satu grup percontohan di Tarutung, dengan nama Grup Opera Silindung (GOS). Kota Tarutung menjadi potensi bagi GOS mengawali program dan proyek revitalisasi Opera Batak.

Penggalian ulang Opera Batak dimulai tahun 2002, berkat kerja sama dengan Assosiasi Tradisi Lisan (ATL). Pada tahun 2005, dilakukan pengembangan Opera Batak revitalisasi itu dengan ide membuka Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) di Pematang Siantar.

Setelah PLOt terbentuk, maka kegiatan-kegiatan terkait budaya dan Opera Batak pun terus dilaksanakan. Dalam tujuh tahun, PLOt sudah melakukan banyak kegiatan mandiri dan pementasan di berbagai kota.

Tumpak mengatakan, bahwa ada pun pemilihan tema lingkungan dalam naskah “Perempuan di Pinggir Danau” ini, adalah menceritakan keindahan Danau Toba dan kelestarian ekologisnya yang saat ini berada dalam kerusakan ekologis.
Danau Toba sebagai sumber kehidupan orang Batak, harus segera diselamatkan oleh masyarakat sekitar Danau Toba, dan seluruh masyarakat Indonesia demi generasi mendatang.

Opera Batak ini juga akan dipentaskan di Koeln, Jerman pada tanggal 1-12 November pada kegiatan “Batak Day” sebagai upaya memperkenalkan kebudayaan orisinal Batak di sana. Juga penyebarluasan kondisi terkini Danau Toba, serta pentingnya peranan orang Batak di Eropa untuk berkontribusi dalam penyelamatan seni, budaya dan lingkungan yang sudah tergerus. (roris)

CATEGORIES
TAGS