Site icon TubasMedia.com

Negara Gagal

Loading

Oleh: Edi Siswoyo

Ilustrasi

Ilustrasi

KITA boleh sedih dan kesal tapi jangan putus asa melihat hasil riset lembaga nir laba The Fun for Piece yang menempatkan Indonesia pada urutan ke-63 dari 178 negara di dunia dalam indeks negara gagal tahun 2012. Peringkat pertama ditempati Somalia.

Indeks yang disusun The Fun for Piece bekerja sama dengan majalah Foreign Policy itu menyebutkan semakin tinggi angka peringkat suatu negara menunjukkan semakin buruk kondisi sebuah negara sehingga mendekati negara gagal. Tahun 2011 Indonesia menempati peringkat 64 dari 177 negara. Peringkat tersebut menunjukkan kondisi Indonesia masuk dalam abang batas—bahaya—sebagai negara gagal.

Potret buruk yang dipublikasikan The Fun for Piece di Washington DC, Amerika Serikat, pekan lalu itu memang mengusik rasa prihatin. Keprihatinan semakin mendalam dengan kondisi Indonesia di ASEAN yang berada pada urutan ke-6 negara terburuk, jauh tertinggal dibanding Thailand yang ada pada peringkat 84, Vietnam peringkat 96, Malayasia peringkat 110, Brunei peringkat 123 dan Singapura peringkat 157.

Memang, dalam beberapa tahun terkahir Indonesia menunjukan kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi dan demokrasi. Itu kita akui, tapi tidak bisa dipungkiri hasil kajian The Fun for Piece yang menyebutkan dalam pertumbuhan tersebut ada faktor yang berotensi menghambat perkembangan ekonomi dan demokrasi seperti buruknya infrastruktur, pengangguran, korupsi, kekerasan terhadap minoritas, perlindungan hak azasi manusia, pendidikan, kerusakan ekologis, kesehatan dan penyakit.

Rasa sedih, kesal dan prihatin terhadap kondisi Indonesia yang diumumkan The Fun for Piece itu boleh – boleh saja. Namun sebaiknya tidak perlu terlalu larut dalam perasaan itu. Orang bijak bilang kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Energi bangsa tak perlu dibuang sia-sia untuk memperdebatkan hasil kajian The Fun for Piece itu. Posisi Indonesia yang dinilai terancam masuk zona bahaya menuju negara gagal kita tangkap sebagai petunjuk untuk bangkit dan bergerak bersama.

Kekhawatiran kita punya alasan kuat dalam kenyataan sikap dan mental para pemimpin, elite dan para pemangku kepentingan yang terus membiarkan negara digerogoti korupsi dan berbagai persoalan lainnya. Kepedulian bersama membuat terobosan konprehensif dan konkrit perlu diberikan supaya perjalanan kondisi Indonesia tidak terseret jauh masuk ke dalam pusaran negara gagal! ***

Exit mobile version