Monorel Indonesia Siap Masuk Pasar

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Perusahaan dalam negeri, PT MBW, siap memproduksi monorel untuk memenuhi kebutuhan akan moda transportasi massal di kota-kota besar yang padat penduduk. Monorel itu berupa, kereta (car), rel, dan sistemnya. Prototipe monorel buatan putra-putri Indonesia tersebut, selesai dibuat pada 2012 dan sudah berulang kali diuji-coba. Perusahaan tersebut menjanjikan siap berproduksi secara komersial, begitu menerima pesanan.

Presiden Direktur PT Melu Bangun Wiweka (MBW) Kusnan Nuryadi dalam diskusi dengan Koran tubasmedia.com di pabriknya, kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi, pekan lalu, mengemukakan, prototipe monorel disiapkan mulai 2010 dan selesai 2012. Sebagian besar komponen monorel adalah buatan dalam negeri. Kusnan mengatakan, ini buatan Indonesia yang tingkat keamanan dan kenyamanan terjamin, katanya.

Dikemukakan, sejumlah pejabat eksekutif, di antaranya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, serta tim dari Kemenristek, sudah meninjau prototipe dan ikut menguji coba. Terkait dengan itu, PT MBW mengharapkan petunjuk lanjut dalam hal standar monorel dari pihak yang berwenang.

Di sela-sela diskusi itu, Kusnan mengajak tim Tubas menguji coba monorel dan menjelaskan detail dari armada angkutan massal itu. Bunyi mesin, yang digerakkan oleh tenaga listrik, tidak terlalu bising dan getaran tak terlalu keras, karena memakai ban karet. Prototipe monorel menerapkan sistem mencengkram rel (straddle type), bukan menggantung (suspended).

Spesifikai Monorel

Presiden PT MBW, perusahaan yang bergerak di bidang rancang bangun, manufaktur, dan kontsruksi, mengatakan, jauh hari sebelum merancang bangun prototipe, pihaknya mengadakan studi banding ke beberapa negara yang mengoperasikan monorel dan memproduksi komponen, antara lain, China, Jepang, Jerman, dan Chekoslovakia. Hasil studi banding dievaluasi dan disusun rancang bangunnya. Kusnan dan timnya cukup lama menyelesaikan prototipe monorel dengan biaya sekitar Rp 5 miliar. Biaya tersebut ditanggung sendiri.

Spesifikasi prototipe, antara lain, lebar 2,5 meter dan panjang 12,3 meter. Setiap gerbong mempunyai 22 tempat duduk. Prototipe ini dinamai UTM 125, yakni Urban Transport Monorail yang berpenumpang 125 penumpang. “Monorel ini dapat memuat sampai 140 penumpang,” katanya. Satu rangkaian diproyeksikan enam kereta.

Prototipe monorel dihela oleh motor penggerak 260 kilowatt atau setara dengan sekitar 350 HP. Berdasarkan kekuatan motor penggerak, monorel dapat melaju seperti mobil di atas 100 km per jam. Tapi, untuk pengoperasian di dalam kota, kecepatan dipatok 60-80 km per jam.

Dikemukakan, pada 2012 dibentuk PT Flobbus Indonesia yang nantinya fokus sebagai pabrikator kereta monorel dengan sistemnya. Pabrik disiapkan di Bogor dengan luas lahan yang memungkinkan pengembangan usaha. Kusnan yakin dalam masa enam bulan, pihaknya akan dapat menyelesaikan pesanan. “Kami menjanjikan keunggulan, antara lain, after sales service, penyerahan pesanan tepat waktu, produk ramah lingkungan, jalur atau track beam tidak merusak pemandangan kota, dan karena ramping,” katanya.

Lebih Murah

Ia mengatakan, berdasarkan hasil penelitian, harga sistem dan kereta yang dirancang oleh PT MBW lebih murah dari yang diproduksi oleh negara-negara lain. Kusnan memperkirakan, biaya pembangunan monorel (rel, kereta dan sistemnya) per 1 km sekitar Rp 150 miliar sedang di negara lain sekitar Rp 300 miliar.

Menurutnya, biaya itu di luar pembebasan lahan untuk pembangunan depo dan stasiun. Sedang untuk jalur rel tunggal diperhitungkan tidak membutuhkan biaya pembebasan lokasi, karena terletak di atas jalan. “Idealnya jalur monorel di atas atau disamping bus way,” katanya.

Kusnan, lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (1972), mengatakan, pelayanan monorel sebaiknya dimulai dari wilayah penyangga kota Jakarta, yakni Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Alasannya, setiap hari sangat banyak penduduk dari kota-kota tersebut yang sehari-hari bekerja di Jakarta.

Banyak di antaranya yang menggunakan kendaraan sendiri, mobil atau sepeda motor, untuk beraktivitas di Jakarta. Jalur dari luar kota dihubungan dengan pelayanan di dalam kota, terutama di atas jalur bus way. (ender/apul)

CATEGORIES
TAGS