Mesin Dinamis Masih Harus Diimpor

Loading

Laporan: Redaksi

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Penjualan mesin perkakas buatan dalam negeri akan mengalami kenaikan tujuh persen pada tahun ini dibandingkan realisasi tahun lalu yang sekira Rp800 miliar.

Ketua Umum Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (Asimpi) Dasep Ahmadi mengatakan, saat ini mesin perkakas buatan dalam negeri telah menguasai sekira 50 persen dari total kebutuhan industri perusahaan-perusahaan Jepang yang berada di Indonesia.

“Kalau secara keseluruhan saya rasa masih 25 persen dari pasar,” kata Dasep di Jakarta, Selasa silam.

Peningkatan penjualan tersebut, menurutnya, didorong oleh investasi berupa pembangunan sejumlah pabrik baru di Indonesia. “Lebih ke arah industri. Industri kan berkembang bagus,” ucapnya.

Namun, kata dia, saat ini mesin perkakas buatan dalam negeri baru menguasai 20 persen terhadap total nilai penjualan mesin di Indonesia. Dia menuturkan, saat ini kebutuhan mesin perkakas di dalam negeri masih terbilang kecil apabila dibandingkan dengan total kebutuhan barang modal yang masih didominasi oleh impor.

“Barang modal di industri tidak besar volumenya. Sebagai supporting industri,” terangnya.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengaku, saat ini produsen mesin perkakas nasional masih belum mampu memproduksi semua jenis mesin yang digunakan oleh industri.

Dia menyebutkan, mesin statis dan dinamis dengan putaran rendah adalah dua jenis mesin perkakas yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri. “Yang masih harus diimpor adalah mesin dinamis berputaran tinggi yang membutuhkan akurasi yang juga tinggi,” kata Budi. (sabar)

CATEGORIES
TAGS